Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikrocip Ini Jadi Benda Terkecil yang Dibuat Manusia

Kompas.com - 25/09/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan baru-baru ini mengembangkan teknologi berupa mikrocip yang memiliki kemampuan untuk terbang. Tapi ada keunikan lainnya, yakni ukurannya yang super kecil, tak lebih besar dari sebutir pasir.

Mengutip Science Alert, Jumat (24/9/2021) mikrocip terbang atau microflier ini terinspirasi oleh cara pohon, seperti maple saat menyebarkan benih mereka dengan bantuan angin.

Meski berukuran mini, microflier yang dirancang oleh tim Northwestern University di Illinois ini dilengkapi dengan teknologi ultra-mini pula, termasuk sensor, sumber daya, antena untuk komunikasi nirkabel, dan bahkan memori untuk penyimpanan data.

Baca juga: Benda Langit Mini yang Menumbuk Planet Gergasi

Lebih lanjut, ilmuwan memang ingin merancang perangkat yang akan tetap di udara selama mungkin, memungkinkan mereka untuk memaksimalkan pengumpulan data yang relevan.

Pada microflier, microcip itu akan menangkap angin dan berputar seperti helikopter menuju tanah.

Namun sebelumnya, sayapnya bakal berinteraksi dengan angin untuk membuat gerakan yang lambat dan stabil.

John A. Rogers, pemimpin pengembangan perangkat baru dari Northwestern University menyebut jika microflier dapat disebarkan secara massal untuk memantau upaya perbaikan lingkungan atau melacak tingkat polusi udara pada ketinggian yang berbeda.

"Tujuan kami adalah untuk menambahkannya ke sistem elektronik skala kecil. Kemampuan ini akan memungkinkan kami untuk melakukan pemantauan kontaminasi, pengawasan populasi, atau pelacakan penyakit," kata Rogers.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Planet Merkurius, Planet Terkecil di Tata Surya

Namun tetap ada yang perlu dipertimbangkan dari teknologi ini, yakni potensi menciptakan polutan baru.

Menjawab problem tersebut, Rogers pun mempersiapkan supaya perangkat dapat dibuat dari bahan alami yang dapat terurai.

"Kami membuat sistem elektronik sementara menggunakan polimer yang dapat didegradasi, konduktor dan cip sirkuit terintegrasi yang terlarut alami ketika terkena air," papar Rogers.

Penelitian dipublikasikan di jurnal Nature.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com