KOMPAS.com – Setiap orang bisa mengalami stres dari waktu ke waktu dengan berbagai hal sebagai penyebabnya.
Tubuh dibekali dengan kemampuan untuk menangani stres dalam dosis kecil, namun ketika stres tak kunjung membaik hingga mencapai tahap kronis, ini dapat memberikan efek serius pada tubuh.
Stres kronis dapat menyebabkan berbagai gejala dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Stres dapat memberikan efek negatif terhadap sistem pernapasan, pencernaan, hingga seksual dan reproduksi. Berikut adalah beberapa efek stres pada tubuh:
Stres dan emosi yang kuat dapat muncul dengan gejala pernapasan. Dilansir dari American Psychological Association (APA), stres juga bisa menyebabkan sempitnya saluran napas dan memicu sesak napas serta napas cepat.
Baca juga: 3 Masalah Kulit yang Rentan Muncul akibat Stres Selama Pandemi
Bagi orang yang tidak memiliki penyakit pernapasan, hal ini tidak menjadi masalah besar karena tubuh dapat mengatur “pekerjaan” tambahan untuk mengatur napas.
Namun, ini bisa memperburuk kondisi orang dengan penyakit pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma.
Beberapa penelitian menunjukkan, stres akut benar-benar dapat memicu serangan asma. Selain itu, napas cepat akibat stres juga dapat menyebabkan serangan panik.
Hormon stres mampu meningkatkan detak jantung dan mengirim lebih banyak aliran darah ke area yang membutuhkannya di saat darurat, seperti otot, jantung, dan organ penting lainnya.
Ketika stres tidak hilang, respons tersebut akan berlanjut. Stres kronis juga merupakan faktor bagi perilaku seperti makan berlebihan, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, serta penarikan diri dari pergaulan.
Baca juga: 7 Penyebab Rambut Sering Rontok, Bisa Karena Stres
Dilansir dari Healthline, napas cepat dan peningkatan detak jantung juga dapat mengganggu sistem pencernaan.
Seseorang lebih mungkin mengalami refluks asam karena peningkatan asam lambung yang dipicu oleh stres.
Stres juga dapat memengaruhi cara makanan bergerak melalui tubuh yang dapat menyebabkan diare atau sembelit.
Saat stres, otot menjadi tegang untuk melindungi diri dari cedera. Jika terus-menerus di bawah tekanan, otot mungkin tidak mendapatkan kesempatan untuk rileks.
Otot yang tegang dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan bahu, serta nyeri di bagian tubuh lainnya.
Baca juga: Stres Saat Hamil: Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya