KOMPAS.com - Bencana vulkanik adalah bencana yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Berdasarkan kejadiannya, bahaya bencana vulkanik dibagi menjadi tiga macam, yaitu bahaya primer, sekunder, dan kolateral.
Bencana alam yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik di daratan adalah bahaya primer. Yang termasuk di dalam bahaya primer antara lain:
1. Awan panas
Awan panas adalah campuran material vulkanik panas yang terdiri atas gas dan batuan berat. Material ini terdorong akibat densitas tinggi. Suhu awan panas ini sekitar 300 hingga 700 derajat Celcius. Kecepatan awan panas adalah lebih dari 70 kilometer per jam.
2. Aliran lava
Aliran lava adalah magma yang meleleh ke permukaan Bumi. Suhunya lebih dari 10.000 derajat Celcius. Akibat suhunya yang sangat panas, aliran lava akan merusak apapun yang dilaluinya.
3. Gas beracun
Aktivitas vulkanik mengeluarkan berbagai gas beracun yang bisa mematikan jika terhirup. Beberapa gas tersebut antara lain belerang dioksida, radon, hidrogen sulfida, hidrogen flourida, dan asam sulfat.
Baca juga: Ahli: Erupsi Gunung Semeru Sangat Khas, yakni Tipe Strombolian
4. Lontaran material
Lontaran material disebut juga dengan pijar. Ini terjadi ketika letusan sedang terjadi. Suhunya mencapai 200 derajat Celcius. Diameternya lebih dari 10 sentimeter. Materi ini bisa terlontar hingga ratusan kilometer.
5. Hujan abu
Merupakan material halus yang bergerak sesuai arah angin.
6. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang memiliki danau kawah. Ketika terjadi letusan, air akan turun membentuk aliran bersama dengan material gunung berapi. Ini disebut dengan banjir lahar.
Bahaya sekunder adalah bentuk bahaya tidak langsung dari letusan. Bahaya ini berupa lahar hujan. Lahar hujan adalah endapan material erupsi yang terbawa oleh hujan.
Peristiwa mengalirnya endapan material berupa lumpur ini bisa mengubah topografi sungai.
Bahaya sekunder lainnya yang mungkin terjadi adalah banjir bandang dan longsoran vulkanik.
Jenis bahaya ini merupakan dampak dari letusan gunung berapi. Bahaya ini terjadi pada lokasi yang lebih jauh dari kedua jenis bahaya sebelumnya.
Letusan gunung berapi dapat memicu gerakan tanah dan bisa memicu tsunami. Contoh bahaya kolateral adalah letusan Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018. Ini menyebabkan tsunami di pesisir Banten dan Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.