Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Varian Mu, Varian Baru Virus Corona dari Kolombia yang Diawasi WHO?

Kompas.com - 01/09/2021, 19:15 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber ABC

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memantau munculnya varian baru virus corona bernama Mu – huruf ke-12 dari alphabet Yunani.

Disebutkan WHO dalam buletin pandemi mingguannya, Selasa (31/8/2021), Mu secara ilmiah dikenal sebagai B.1.621 dan telah diklasifikasikan sebagai variant of interest (VOI).

Varian Mu pertama kali terdeteksi di Kolombia pada awal tahun. Sejak terdeteksi, varian ini telah dilaporkan di beberapa bagian Amerika Selatan dan Eropa.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona C.1.2 dari Afrika Selatan Bisa Lebih Menular

Badan kesehatan global mengatakan, varian Mu memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin Covid-19. Namun, para ilmuwan masih mempelajari lebih lanjut untuk memahami varian Mu dengan lebih baik.

Meski demikian, varian Mu tampaknya tak terlalu mengkhawatirkan seperti varian Delta. Hingga saat ini, varian itu hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus global.

Berikut ini yang perlu diketahui tentang strain Mu dari SARS-CoV-2.

Apa itu varian Mu?

Varian Mu dari Covid-19 yang juga dikenal sebagai varian B.1.621 pertama kali terdeteksi di Kolombia pada bulan Januari dan sekarang telah terdaftar sebagai salah satu dari lima variants of interest yang dikategorikan oleh WHO.

Itu berarti, bahwa sementara WHO menganggapnya layak untuk pemantauan khusus. Varian Mu dipandang sebagai masalah potensial yang lebih kecil daripada strain Delta atau Alpha dari virus SARS-CoV-2, yang telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian (variants of concern) karena virulensinya yang meningkat.

Ini adalah varian pertama yang masuk dalam kategori variants of interest yang ditambahkan ke daftar sejak Juni, ketika varian Lambda dimasukkan dalam daftar.

Melansir ABC News, menurut laporan epidemiologi terbaru WHO, varian Mu telah terdaftar sebagai varian "menarik", karena memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan, yang perlu dipelajari lebih lanjut.

Paul Griffin, seorang ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland, mengatakan para ahli kesehatan terus-menerus mencari varian yang mungkin lebih mudah menginfeksi orang yang divaksinasi, melalui mutasi pada protein lonjakan virus.

Baca juga: Menebak Masa Depan Covid-19 di Indonesia, dari Pandemi Menjadi Epidemi

"Jika protein lonjakan itu berubah secara signifikan, maka pasti ada potensi vaksin Covid-19 bekerja kurang baik," katanya.

"Kami pikir akan ada waktu di mana itu menjadi sangat mungkin, tetapi kami belum benar-benar melihatnya," imbuh Griffin.

WHO menekankan, bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek varian Mu, tetapi Dr Griffin mengatakan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Mu cocok sebagai varian pelarian.

Menurut WHO, prevalensi varian Mu dalam infeksi Covid-19 global sebenarnya telah menurun sejak pertama kali terdeteksi, namun prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat.

Varian ini menyumbang kurang dari 0,1 persen dari semua infeksi Covid-19 global, tetapi wabah B.1.621 juga telah dilaporkan di beberapa bagian AS dan Eropa.

Baca juga: Penelitian Baru: Varian Delta Bisa Menular Sejak 2 Hari Sebelum Muncul Gejala

Halaman:
Sumber ABC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com