Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Berkaki Empat Hidup di Bumi 43 Juta Tahun yang Lalu

Kompas.com - 27/08/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 43 juta tahun yang lalu hidup lah paus purba yang sangat menakutkan.

Menariknya paus sepanjang 3 meter ini merupakan hewan semiakuatik, artinya bisa berjalan di darat tetapi juga berenang di air. Itu terlihat dari anatomi tubuhnya yang berkaki empat.

Paus juga memiliki otot rahang yang kuat, memungkinkannya dengan mudah mengunyah mangsa, seperti buaya dan mamalia kecil, termasuk anak paus lainnya.

Peneliti pun lantas memberinya nama Phiomicetus anubis yang diambil dari Anubis, dewa kematian Mesir.

Baca juga: Penting untuk Bumi, Kotoran Paus Sperma adalah Penyerap Karbon Alami

"Paus ini adalah pemangsa aktif. Jadi saya pikir paus adalah dewa kematian bagi sebagian besar hewan yang hidup berdampingan dengannya," kata Abdullah Gohar, pemimpin studi, seperti dikutip dari Live Science, Kamis (26/8/2021).

Deskripsi tersebut berhasil dibuat oleh peneliti setelah ahli menemukan sisa-sisa fosil P. anubis pada tahun 2008, selama ekspedisi di Depresi Fayum Mesir, daerah yang terkenal dengan fosil kehidupan laut, termasuk fosil sapi laut dan paus, yang berasal dari zaman Eosen (56 juta hingga 33,9 juta tahun yang lalu).

Dengan menganalisis sisa-sisa sebagian paus yang terdiri dari potongan tengkorak, rahang, gigi, tulang belakang, dan tulang rusuknya, tim menemukan bahwa P. anubis seberat 600 kilogram adalah paus paling awal atau paling primitif di Afrika dari kelompok paus semiakuatik yang dikenal sebagai protocetids.

Sisa-sisa P. anubis juga mengungkapkan bahwa paus protocetid telah mengembangkan beberapa fitur anatomi baru dan strategi makan. Misalnya, P. anubis memiliki gigi seri ketiga yang panjang di samping gigi taringnya.

Itu menunjukkan, bahwa gigi seri dan gigi taring digunakan untuk menangkap, melemahkan, dan menahan mangsa yang lebih cepat dan lebih sulit dipahami.

Selain itu, otot-otot besar di kepalanya akan memberinya kekuatan gigitan yang kuat, memungkinkannya untuk menangkap mangsa besar melalui gertakan dan gigitan.

Baca juga: Lintasi Setengah Bumi, Paus Abu-abu Pecahkan Rekor Migrasi Mamalia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com