Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penyakit Kardiovaskular Melalui Pengelolaan Diabetes dan Dislipidemia

Kompas.com - 13/08/2021, 12:02 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Di tengah permasalahan pandemi yang menyita perhatian dari segala pihak, pencegahan komplikasi penyakit kardiovaskular melalui pengelolaan dislipidemia dan diabetes merupakan hal yang tidak kalah penting.

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan Low Density Lipoprotein (LDL), peningkatan kadar trigliserida serta penurunan High Density Lipoprotein (HDL)” kata Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM dalam siaran pers Jakarta Endocrine Meeting (JEM) 2021 yang diterima Kompas.com, Kamis (12/8/2021).

Berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III), seseorang dikatakan memiliki kadar lipid abnormal ketika terjadi peningkatan kolesterol total (≥240 mg/dl), peningkatan kadar kolesterol LDL (≥160 mg/dl), kadar kolesterol trigliserida (>200 mg/dl), atau rendahnya kadar kolesterol HDL (<40 mg/dl)1.

Profil lipid dalam hal ini dijelaskan sebagai tes kolesterol yang meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida. Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah kolesterol dan trigliserida dalam darah seseorang.

Baca juga: Studi: Rutin Mandi Air Hangat, Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

 

Pemeriksaan profil lipid rutin sangat dianjurkan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, aterosklerosis pada pembuluh darah manapun dan keadaan klinis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik.

"Pengelolaan dislipidemia memerlukan strategi yang komprehensif yang tidak hanya mengendalikan kadar lipid namun juga faktor metabolik lainnya seperti hipertensi, diabetes dan obesitas," kata dr Tri Juli.

Pengobatan yang dimaksud terdiri dari terapi non farmakologis seperti aktivitas fisik, nutirsi, penurunan berat badan, berhenti merokok, serta terapi farmakologis melalui obat anti lipid.

Ia juga menambahkan bahwa aktifitas fisik yang disarankan berupa jalan cepat, bersepeda statis atau berenang setidaknya selama 30 menit sebanyak 4 sampai 6 kali seminggu disertai diet rendah kalori.

Di kesempatan yang sama, Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD, KEMD Ketua Jakarta Diabetes Meeting 2021, mengatakan bahwa selain dislipidemia, diabetes juga merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan tepat untuk mencegah komplikasi kardiovaskular.

Baca juga: Selain Menopause, 4 Hal Ini Perbesar Risiko Penyakit Kardiovaskular

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com