Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Kandungan Sodium di Mi Instan | Indonesia Masuki Puncak Covid-19

Kompas.com - 04/08/2021, 06:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kandungan sodium di dalam mi instan sangat tinggi dan bisa membahayakan tubuh. Ini menjadi salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Selasa (3/8/2021).

Selain itu, ada isu yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang diterjang gelombang panas. BMKG angkat bicara dan menyatakan bahwa itu hoaks.

Gejala brain fog pada Long Covid yang terbukti bisa menurunkan IQ hingga Indonesia saat ini sedang memasuki puncak gelombang pandemi juga turut menjadi berita populer Sains lainnya.

Baca juga: [POPULER SAINS] Mitos Mie Mengandung Lilin | Varian Covid-19 yang Bisa Kalahkan Vaksin

Berikut rangkumannya:

1. Kandungan sodium di mi instan dan risikonya

Kandungan sodium dalam mi instan sangat tinggi sehingga bisa membahayakan kesehatan.

Garam dikenal juga dengan sodium klorida. Garam terdiri dari 40 persen sodium dan 60 persen klorida. Garam berfungsi untuk memberi rasa pada makanan serta menjadi agen pengawet makanan.

Dilansir dari NCBI, berbagai mi instan di beberapa negara mengandung sodium yang sangat tinggi.

Mi instan yang mengandung paling banyak sodium adalah mi instan dari China dan Malaysia. Sebanyak 90 persen kandungan garam di dalam mi instan lebih tinggi dari rekomendasi konsumsi garam harian.

Bahkan ada beberapa mi instan yang mengandung garam hingga empat kali lebih banyak dari rekomendasi harian.

Terlalu banyak mengonsumsi sodium bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Selain itu, tingginya sodium dalam tubuh juga bisa membuat hilangnya kalsium dari tulang.

Baca selengkapnya di sini:

Kandungan Sodium dalam Mi Instan Sangat Tinggi, Kenali Risikonya

2. Isu gelombang panas terjang Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa fenomena cuaca gelombang panas tidak terjadi di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Klimatologi BMKG, Drs Herizal MSi menanggapi isu yang beredar di masyarakat tentang gelombang panas di dunia dan di Indonesia yang terkahir akhir-akhir ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com