Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak Menurut IDAI

Kompas.com - 23/07/2021, 16:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Anak-anak, termasuk bayi, dapat terinfeksi Covid-19. Banyak dari mereka yang tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan seperti demam, kelelahan, dan batuk.

Beberapa anak mengalami sakit yang lebih parah, meski jarang terjadi. Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala serius.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi medis berikut adalah yang mungkin meningkatkan risiko anak mengalami gejala Covid-19 yang parah:

1. Asma atau penyakit paru-paru kronis

2. Diabetes

3. Kondisi genetis, neurologis, atau metabolis

4. Penyakit sel sabit

5. Penyakit jantung sejak lahir

6. Imunosupresi (sistem kekebalan melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan yang melemahkan sistem imun)

7. Kompleksitas medis (beberapa kondisi kronis yang memengaruhi bayak bagian tubuh)

8. Kegemukan atau obesitas

Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun Belum Ada?

Panduan isolasi mandiri untuk anak

Seperti orang dewasa, anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga harus menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virusnya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.

Dalam dokumen tersebut, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:

1. Tidak menunjukkan gejala

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com