KOMPAS.com – Anak-anak, termasuk bayi, dapat terinfeksi Covid-19. Banyak dari mereka yang tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan seperti demam, kelelahan, dan batuk.
Beberapa anak mengalami sakit yang lebih parah, meski jarang terjadi. Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala serius.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi medis berikut adalah yang mungkin meningkatkan risiko anak mengalami gejala Covid-19 yang parah:
1. Asma atau penyakit paru-paru kronis
2. Diabetes
3. Kondisi genetis, neurologis, atau metabolis
4. Penyakit sel sabit
5. Penyakit jantung sejak lahir
6. Imunosupresi (sistem kekebalan melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan yang melemahkan sistem imun)
7. Kompleksitas medis (beberapa kondisi kronis yang memengaruhi bayak bagian tubuh)
8. Kegemukan atau obesitas
Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun Belum Ada?
Seperti orang dewasa, anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga harus menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virusnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.
Dalam dokumen tersebut, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:
1. Tidak menunjukkan gejala