Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebisingan dan Sampah Laut Ancam Populasi Mamalia Laut, Kok Bisa?

Kompas.com - 01/07/2021, 19:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suara bising dan sampah di lautan menjadi ancaman terbesar bagi mamalia laut, yang membuat mereka sering terdampar.

Mamalia laut memberikan sumbangan ekologis yang sangat penting bagi ekosistem di bumi dan manusia, yang memanfaatkan atau berasosiasi dengan hewan-hewan tersebut.

Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut (ESDL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pamuji Lestari mengatakan, menjaga kelestarian mamalia laut menjadi hal yang sangat penting untuk kita lakukan.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Bisakah Ikan dan Binatang Laut Tenggelam?

"Sehatnya mamalia laut juga mencerminkan sehatnya lautan," kata Pamuji dalam diskusi daring internasional bertajuk Seminar on Marine Mammals Threats: Marine Debris and Ocean Noise, Rabu (30/6/2021).

Sebagian besar mamalia laut merupakan biota yang bermigrasi lintas negara dan mengalami ancaman global di perairan negara, yang menjadi negara jangkauan (range states) mamalia laut. 

Pamuji menyebutkan, selain faktor alam berupa fenomena oseanografi sebagai penyebab mamalia laut terdampar, ancaman global lainnya juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia (man-made impact).

Di antaranya seperti kegiatan seismik bawah laut dan pencemaran perairan yang diketahui sebagai salah satu penyebab banyaknya mamalia laut terdampar dan mengalami kematian di berbagai negara.

"Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman atas persoalan dan ancaman terhadap mamalia laut khususnya sampah laut (marine debris), kebisingan laut (ocean noise), dan by cacth, KKP didukung WWF Indonesia mengupas lebih dalam persoalan ini bersama pakar dari beberapa negara yang kompeten di bidangnya,” ujarnya.

Kebisingan dan sampah ancam mamalia laut

Gangguan terhadap populasi mamalia laut dan predator utama lainnya, menyebabkan pergeseran dominasi predator utama yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya rantai makanan.

Mamalia laut mendapat berbagai ancaman, terutama dari sisi antropogenik antara lain pemanasan global, alat tangkap ikan, sampah laut (marine debris) dan kebisingan laut (ocean noise).

Namun, ada dua ancaman yang menjadi fokus besar dalam diskusi tersebut, yaitu kebisingan laut dan sampah laut.

1. Kebisingan bawah laut (ocean noise)

Kegiatan seismik bawah laut bisa menganggu mamalia laut, karena mereka merupakan hewan yang sangat baik dalam hal pendengaran di dalam air.

Sehingga, Direktur Apex Environmental, Benjamin Kahn mengatakan bahwa ocean noise (kebisingan di laut) merupakan salah satu hal yang dapat mengganggu mereka.

Menurut Benjamin, beberapa hal yang menjadi sumber ocean noise antara lain pelayaran dan pelatihan militer.

Sebagai negara kepulauan, jumlah pelayaran per hari di Indonesia cukup tinggi.

"Jalur pelayaran kapal seringkali bersinggungan dengan koridor mamalia laut. Kegiatan survei seismik juga menyumbang kebisingan laut," jelas Benjamin.

Selain aktivitas pelayaran, pelatihan militer di lautan juga berpengaruh dan menjadi ancaman bagi populasi mamalia laut ini.

"Sumber kebisingan laut lainnya adalah pelatihan militer yang menggunakan senjata dengan suara yang besar," tuturnya.

Baca juga: Ahli Tegaskan Banyak Ikan Minggir dan Laut Berbau Bukan Tanda Tsunami

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com