KOMPAS.com – Madu dan gula adalah pemanis yang paling umum digunakan untuk makanan dan minuman.
Keduanya memberikan cita rasa manis, namun madu dan gula memiliki rasa, tekstur, dan profil nutrisi yang berbeda.
Madu kerap dianggap sebagai pilihan pemanis yang lebih menyehatkan dibandingkan. Benarkah demikian?
Madu dan gula merupakan karbohidrat yang terdiri dari dua jenis gula, yakni glukosa dan fruktosa.
Glukosa dan fruktosa dipecah dengan cepat oleh tubuh dan dapat mengakibatkan lonjakan gula darah.
Baca juga: Studi Baru Sebut Mikroplastik Ditemukan pada Lebah Madu
Madu dan gula memiliki kadar glukosa dan fruktosa yang berbeda. Gula terdiri dari 50 persen fruktosa dan 50 persen glukosa, sedangkan madu terdiri dari 40 persen fruktosa dan 30 persen glukosa.
Sisanya, madu terdiri dari air, serbuk sari, dan mineral yang termasuk magnesium dan kalium.
Indeks glikemik gula lebih tinggi dibandingkan madu sehingga gula lebih cepat meningkatkan kadar gula darah.
Ini disebabkan oleh kandungan fruktosa yang lebih tinggi dan tidak adanya mineral dalam gula.
Namun, madu memiliki kalori yang sedikit lebih banyak daripada gula. Mengonsumsi kedua pemanis ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, jika berlebihan.
Baca juga: Lebah Madu Ternyata Belajar Mengingat Lokasi Bunga dengan Cara Ini
Dilansir dari Medical News Today, madu dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, yakni sebagai berikut:
1. Lebih banyak nutrisi
Komposisi nutrisi madu lebih bervariasi. Secara umum, madu mengandung serbuk sari lokal dan zat-zat lain, seperti antioksidan, asam amino, enzim, mineral, dan vitamin.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa madu hitam memiliki lebih banyak antioksidan daripada madu muda.
2. Meredakan batuk