KOMPAS.com – Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Orang yang menderita emfisema akan mengalami kerusakan pada kantung udara di paru-paru.
Di Amerika Serikat (AS), sekitar 3,8 juta orang telah didiagnosis menderita penyakit emfisema.
Penyebab paling umum dari penyakit emfisema adalah merokok. Selain itu, ada pula faktor-faktor lain yang menyebabkannya.
Dilansir dari WebMD, ada dua penyebab penyakit emfisema yang utama. Pertama, merokok, dan kedua adalah kekurangan AAT.
1. Merokok
Dokter tidak mengetahui persis, bagaimana merokok dapat merusak lapisan kantung udara.
Baca juga: 7 Penyebab Memar yang Bisa Menjadi Kasus Gawat Darurat
Meski demikian, penelitian menunjukkan bahwa perokok enam kali lebih mungkin mengembangkan emfisema daripada bukan perokok.
Tidak ada obat untuk emfisema, tetapi seorang perokok menderita penyakit ini, menghentikn kebiasan merokok dapat memperlambat kerusakan pada paru-paru
2. Kekurangan AAT
Kekurangan AAT atau Alppa-1 antyitrypsin akan membat tubuh kesulitas melawan infeksi karena fungsi utama AAT adalah menjaga sel darah putih tidak merusak jaringan normal.
Orang yang mengalami kekurangan AAT, sel darah putih normalnya akan merusak paru-paru. Bahkan, kerusakannya lebih parah pada perokok.
Kemungkinan faktor lain yang menyebabkan penyakit emfisema adalah perokok pasif dan polusi udara.
Baca juga: 5 Penyebab Jerawat yang Perlu Anda Waspadai
Perokok pasif bisa saja mengalami kerusakan paru-paru dari waktu ke waktu. Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang terpapar asap rokok mungkin risiko terkena emfisemanya lebih tinggi.
The Emphysema Foundation of America mengatakan bahwa gejala emfisema bisa menyerupai gejala Covid-19.
Dilansir dari Medical News Today, gejala utama emfisema meliputi sesak napas, batuk kronis yang menghasilkan lendir, sesak di bagian dada, dan suara bersiul saat bernapas.