Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2021, 14:01 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Dilansir dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, gempa bumi adalah peristiwa bumi bergetar atau bergoncang akibat pergerakan atau pergesekan lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakan lempeng tektonik.

Gempa, berdasarkan pemicu pergerakannya, terbagi menjadi dua macam yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, sedangkan gempa vulkanik disebabkan aktivitas gunung berapi.

Pergerakan lapisan batuan di dalam bumi dipancarkan ke segala arah dan menyebabkan gempa bumi. Getarannya bisa merusak segala sesuatu yang ada di permukaan bumi, tergantung intensitasya.

Berdasarkan kedua tipe gempa bumi di atas, gempa tidak serta merta terjadi di sembarang belahan bumi. Gempa tektonik hanya akan terjadi di sekitar batas lempeng bumi, sedangkan gempa vulkanik hanya terjadi di sekitar gunung berapi.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Sejarah Gempa Terbesar di Mediterania

Gempa bumi tektonik

Lempeng bumi selalu mengalami pergerakan. Gerakan lempeng bumi ini bisa saling menjauh, saling mendekat, atau saling bergeser satu sama lain.

Biasanya, pergerakan lempeng bumi sangat lambat dan tidak terasa oleh manusia. Pergerakan lempeng bumi terukur hanya 0-15 sentimeter dalam setahun.

Jika terjadi tabrakan atau patahan lempeng akibat pergerakan tersebut, maka akan menimbulkan getaran yang biasa kita sebut dengan gempa bumi.

Ketika dua lempeng bergerak saling mendekat dan lempeng tidak mampu menahan kekuatan akibat pergerakan tersebut, kondisi ini juga bisa menimbulkan gempa.

Gempa bumi vulkanik

Dibawah lapisan kulit bumi terdapat lapisan mantel yang suhunya jauh lebih panas. Pada lapisan ini terdapat aktivitas magma yang bisa mendesak hingga membentuk rangkaian gunung berapi.

Rangkaian inilah yang melewati wilayah geografis Indonesia. Kita mengenal rangkaian ini dengan sebutan lingkaran api atau ring of fire.

Desakan dari aktivitas magma yang ingin keluar ke permukaan bumi bisa menyebabkan getaran. Getaran inilah yang kita rasakan sebagai gempa bumi.

Besarnya getaran tergantung dari pergerakan magma. Jika pergerakan besar dan tiba-tiba, maka gempa bumi akan semakin kencang terasa.

Gempa bumi tektonik juga dapat memicu aktivitas gunung berapi yang menyebabkan gempa vulkanik. Biasanya ini terjadi jika pergerakan lempeng yang terjadi adalah saling bertabrakan atau saling mendesak.

Kedalaman gempa bumi

Gempa bumi, berdasarkan titik kedalamannya, terbagi menjadi tiga macam. Pertama adalah gempa bumi dangkal yang terjadi pada kedalaman kurang dari 70 kilometer.

Kedua adalah gempa bumi menengah yang terjadi pada kedalaman kurang dari 300 kilometer. Terakhir adalah gempa bumi dalam terjadi pada kedalaman lebih dari 300 kilometer.

Baca juga: Apa Itu Zona Outer Rise, Sumber Gempa di Nias Barat Jumat?

Semakin dangkal suatu gempa bumi, maka efek goncangan yang dirasakan akan semakin hebat. Gempa bumi dangkal lebih merusak daripada gempa bumi dalam.

Hal ini disebabkan karena gempa bumi dalam mengalami pelemahan energi akibat jarak yang jauh sehingga tidak terlalu terasa getarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com