KOMPAS.com- Kehidupan makhluk hidup di Bumi bisa saja tiba-tiba berakhir atau kiamat, bahkan manusia juga dapat punah.
Sebut saja perang nuklir, hantaman asteroid, bencana alam yang tak bisa kita prediksi, dapat sewaktu-waktu menghancurkan tempat tinggal kita beserta isinya.
Tapi mari berandai-andai. Jika memang ada beberapa yang selamat, kira-kira berapa jumlah orang yang dibutuhkan untuk mempertahankan spesies kita?
Memang tak ada jawaban yang pasti karena menurut peneliti itu tergantung.
Baca juga: Daftar Spesies Endemik Terancam Punah akibat Perubahan Iklim di Dunia
Mengutip Live Science, Kamis (6/5/2021) bencana yang berbeda akan menciptakan kondisi hari kiamat yang berbeda, serta minimal populasi manusia yang dibutuhkan untuk selamat dari kepunahan.
Misalnya saja, perang nuklir dapat memicu musim dingin, dengan korban selamat menghadapi suhu musim panas yang beku, kelaparan global, serta paparan radiasi. Akan berbeda kasusnya dengan peristiwa-peristiwa lainnya.
Tetapi menurut Cameron Smith, asisten profesor di Departemen Antropologi Portland State University Oregon, sejumlah kecil populasi sudah dapat menyelamatkan manusia dari kepunahan.
"Dengan populasi di bawah ratusan, manusia mungkin bisa bertahan selama berabad-abad. Bahkan banyak populasi kecil semacam ini bertahan hingga ribuan tahun," ungkap Smith kepada Live Science.
Baca juga: Dikira Punah, Lebah Langka Australia Ditemukan Lagi Setelah 100 Tahun
Ia pun menjelaskan selama periode Neolitik awal sekitar 12.000 tahun yang lalu, saat manusia mulai bertani, ada banyak desa kecil di seluruh dunia dengan populasi mulai dari ratusan hingga sekitar 1000 individu.
Namun kalau memang peradaban global runtuh, Smith memperkirakan kota-kota besar akan menjadi yang paling rentan. Ini terjadi karena kota mengimpor hampir semua makanan mereka dan sangat bergantung pada listrik.
Oleh karena itu, populasi yang bertahan hidup kemungkinan besar akan menyebar untuk mencari sumber daya.
Lebih lanjut agar tak punah dan kehidupan dapat berlanjut, maka populasi manusia yang bertahan hanya beberapa ratus orang, tentu akan membutuhkan sistem dalam perkawinan mereka.
Baca juga: Sepertiga Populasi Ikan Air Tawar Dunia Terancam Punah, Ini Sebabnya