KOMPAS.com - Spesies endemik di sejumlah negara terancam punah akibat perubahan iklim yang tidak terkendali.
Hal ini disampaikan oleh tim ilmuwan dalam studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation, Jumat, 9 April 2021.
Para peneliti menyimpulkan pernyataan tersebut setelah menganalisis hampir 300 titik panas keanekaragaman hayati, tempat dengan jumlah spesies hewan dan tumbuhan yang sangat tinggi baik di darat maupun di lautan.
Tim ilmuwan dunia itu mendapati banyak dari titik panas tersebut berisi spesies endemik unik yang berada di satu lokasi geografis seperti satu pulau atau satu negara.
Baca juga: Resmi, Dua Spesies Gajah Afrika Masuk Daftar Terancam Punah
Mereka menemukan bahwa jika planet memanas lebih dari 3 derajat celsius maka sepertiga spesies endemik yang hidup di darat, dan sekitar setengah dari spesies endemik yang hidup di laut, menghadapi kepunahan.
Berikut daftar wilayah dan spesies endemik yang terancam punah akibat perubahan iklim dunia.
1. Spesies endemik (ikonik)
Spesies endemik yang disebutkan oleh para peneliti adalah beberapa hewan dan tumbuhan paling ikonik di dunia.
Spesies endemik yang terancam oleh perubahan iklim termasuk semua spesies lemur yang unik di Madagaskar dan macan tutul salju, salah satu hewan paling karismatik di Himalaya.
Para peneliti juga memasukkan tanaman medis penting yang akan punah dari muka bumi seperti lumut lobaria pindarensis, yang digunakan untuk meringankan radang sendi.
Studi tersebut menemukan bahwa spesies endemik 2,7 kali lebih mungkin punah dengan peningkatan suhu yang tidak terkendali, dibandingkan spesies yang tersebar luas.
Penulis utama studi sekaligus peneliti di Universitas Federal Rio de Janeiro, Stella Manes mengatkan bahwa hal itu terjadi karena mereka hanya ditemukan di satu tempat.
Ia menambahkan, jika perubahan iklim mengubah habitat tempat mereka tinggal, spesies endemik tersebut pun akan dengan mudah hilang dari muka bumi.
"Perubahan iklim mengancam daerah yang dipenuhi dengan spesies yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia," kata Manes.
"Resiko spesies itu hilang selamanya meningkat lebih dari 10 kali lipat jika kita melewatkan tujuan Perjanjian Paris," imbuhnya.