Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Transplantasi Stem Cell Cegah Kekambuhan pada Kanker Anak

Kompas.com - 06/04/2021, 13:00 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang menerima terapi sel CAR-T pada penyakit kanker yang umum diderita anak-anak, seperti leukemia limfoblastik akut, berisiko rendah mengalami kekambuhan.

Kemudian, dinyatakan bahwa hal ini memungkinkan pasien untuk bertahan hidup ketika pengobatan tersebut dipasangkan dengan transplantasi sel induk berikutnya.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa transplantasi sel induk memiliki manfaat jangka panjang bagi pasien muda yang menerima imunoterapi mutakhir.

Baca juga: Hati-hati, Kanker Payudara Mengintai Kaum Milenial

Terapi sel CAR-T ini awalnya akan menghasilkan remisi total pada 60-100 persen pasien, tetapi tingkat kekambuhannya masih tinggi.

Namun, di antara mereka yang menerima transplantasi sel induk setelah CAR, tingkat kekambuhannya kurang dari 10 persen, dua tahun kemudian.

“Lebih dari 50 persen anak-anak dalam penelitian lain dengan CAR yang berbeda kambuh, dengan mayoritas dari mereka kehilangan target CAR setelahnya,” katai Daniel Trey Lee, MD, ahli onkologi pediatrik dan Direktur Transplantasi Sel Punca Pediatrik dan Imunoterapi di UVA Children's dan UVA Cancer Center dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Apa itu terapi sel CAR-T?

Imunoterapi dengan Chimeric Antigen Receptor (CAR) Sel T sendiri bekerja dengan mengambil sel-sel kekebalan seseorang dan secara genetik memodifikasinya untuk menjadikannya pembunuh kanker yang lebih efektif.

Pendekatan tersebut telah menunjukkan tingkat remisi yang tinggi hingga 100 persen 28 hari setelah diberikan kepada anak-anak dan dewasa muda dengan leukemia limfoblastik akut sel-B.

Namun, penelitian yang di publikasikan oleh  Journal of Clinical Oncology menemukan bahwa lebih dari 40 persen kambuh sekitar 13 bulan kemudian.

Studi baru tersebut mengamati hasil pada 50 anak dan dewasa muda yang berusia 4 sampai 30 dengan usia rata-rata adalah 13,5 tahun.

Hasilnya, di antara 21 orang yang menerima transplantasi sel induk alogenik setelah CAR, hanya 9,5 persen yang kambuh dengan selang waktu 24 bulan kemudian.

Sebagai perbandingan, semua orang yang tidak menerima transplantasi sel induk dari studi tersebut mengalami kekambuhan.

Baca juga: Kasus Baru dan Kematian akibat Kanker di Indonesia Naik 8,8 Persen

“Meskipun dampak terapi sel CAR-T untuk anak-anak dengan leukemia dapat kambuh, kami sekarang tahu bahwa hasil terbaik akan terjadi ketika anak menjalani transplantasi sel induk setelahnya,” kata Lee.

Ternyata banyak orang tua yang beralih ke terapi sel CAR-T untuk kemungkinan menghindari transplantasi sel induk.

Studi tersebut menemukan ada jendela peluang setelah melakukan CAR untuk menyembuhkan lebih banyak anak yang tidak dapat disembuhkan dengan melakukan transplantasi.

Harapannya di masa depan adalah agar bidang ini dapat membedakan mana pasie yang membutuhkan transplantasi dan mana yang tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com