Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Gangguan Kesuburan Infertilitas Idiopatik, Mungkinkah Bisa Hamil?

Kompas.com - 23/03/2021, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasangan yang mengalami infertilitas atau sulit punya anak, tanpa tahu penyebabnya sebaiknya jangan cepat berputus asa, karena kemungkinan itu masih ada.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah-IVF Centre, dr Gita Pratama, SpOG-KFER M.RepSc .

Infertilitas adalah ketidaksuburan, sebagai kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Baca juga: 3 Cara Dokter Mendeteksi Infertilitas, Gangguan Kesuburan Suami Istri

Dijelaskan Gita, banyak faktor yang bisa menyebabkan pasangan suami-istri mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas, sehingga membuat mereka gagal atau sulit memiliki anak-keturunan.

Tetapi, yang sering menjadi perhatian adalah kategori infertilitas idiopatik (unexplained infertility), di mana tidak dapat diketahui penyebab ketidaksuburan pasangan tersebut.

Infertilitas idiopatik

Dikatakan Gita, infertilitas idiopatik terjadi pada sekitar 10 persen pasangan dengan gangguan kesuburan.

Dapat dinyatakan infertilitas idiopatik atau unexplained, yaitu ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, tetapi tetap belum hamil.

"Walaupun penyebab dari infertilitas tidak dapat diketahui, bukan berarti pasangan dengan infertilitas idiopatik tidak dapat memiliki keturunan," jelasnya.

Tingkat kehamilan secara spontan pada pasangan ini bahkan lebih tinggi daripada pasangan dengan penyebab infertilitas yang lainnya.

Hal ini disampaikan dokter Gita berdasarkan sebuah penelitian, yang menunjukkan bahwa angka kehamilan secara spontan terjadi sebanyak 13-15 persen pada percobaan tahun pertama.

Bahkan, memiliki kecenderungan meningkat menjadi 35 persen pada percobaan tahun berikutnya.

"Akan tetapi, angka kehamilan secara spontan terus menurun dengan durasi infertilitas lebih dari tiga tahun dan pada pasangan yang wanitanya berusia di atas 30 tahun," ujarnya.

Baca juga: Infertilitas Dialami 3 dari 200 Wanita, Haruskah Bayi Tabung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com