Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Teknologi Biokomposit Berkelanjutan dan Pengurangan Eksploitasi Hutan

Kompas.com - 22/03/2021, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Oleh: Kurnia Wiji Prasetiyo, S.Hut., M.Si

Laporan yang dirilis University of Maryland di Global Forest Watch menyebutkan bahwa pada 2017 terdapat 15,8 juta ha area hutan hilang. Artinya, hutan seluas 40 kali lapangan bola hilang setiap menitnya.

Hal tersebut menunjukkan berkurangnya luas tutupan hutan tropis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, masih menjadi masalah besar.

Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mencatat pada tahun 2018, luas hutan Indonesia sebesar 123,7 juta ha yang meliputi kawasan hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi.

Baca juga: Penggundulan Hutan untuk Sawit Turun 58 Persen pada 2020, Kok Bisa?

Luas tersebut mencakup 10% dari total luas hutan dunia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sumber riset yang tidak akan habis untuk diteliti.

Pada era 1980-an dan 1990-an terjadi perkembangan hebat untuk sektor kehutanan dan industri perkayuan sehingga mampu menggerakkan ekspor bagi perekonomian Indonesia.

Eksploitasi hutan tropis Indonesia oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sangat fantastis dalam rentang masa itu.

Ekspansi besar-besaran di sektor produksi kayu lapis, papan partikel, produk biokomposit dan pulp, serta kertas menyebabkan permintaan terhadap bahan baku kayu jauh melebihi pasokan legal.

Deforestrasi lahan hutan mulai menjadi masalah serius. Banyak areal bekas HPH dibiarkan gundul sehingga menjadi gersang. Pada akhirnya langkah ini terus melaju menuju degradasi hutan yang serius.

Tekanan atas hutan Indonesia semakin kuat dengan maraknya pembalakan liar. Sekitar 65% pasokan total industri pengolahan kayu di Indonesia berasal dari kayu hasil pembalakan liar.

Kondisi diikuti oleh pembukaan lahan dan konversi menjadi bentuk pemakaian lahan lainnya seperti untuk Hutan Tanaman Industri (HTI).

Melalui PP No. 7 Tahun 1990 tentang HTI, pemerintah mengundang investor swasta untuk membangun HTI dengan iming-iming sejumlah insentif.

Jutaan hektar hutan alam ditebang habis untuk dijadikan areal HTI. Dari jutaan hektar hutan alam yang dibuka untuk HTI, 75% tidak pernah ditanami.

Bila dihitung rata-rata adalah 2% per tahun atau 51 km2 per hari hutan alam Indonesia yang dirusak. Belum lagi, tingginya kasus kebakaran maupun pembakaran hutan.

Selain itu, konversi hutan menjadi areal perkebunan kelapa sawit yang semakin masif juga turut andil pada berkurangnya tutupan hutan di Indonesia.

Baca juga: Minyak Kelapa Sawit dan Karhutla di Indonesia, Apa Hubungannya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com