Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Glaukoma Penyebab Utama Kebutaan Mata, Ini Pentingnya Pemeriksaan Rutin

Kompas.com - 17/03/2021, 18:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Glaukoma adalah salah satu gangguan penglihatan yang menjadi penyebab utama kebutaan mata di seluruh dunia.

Ahli peringatkan pentingnya pemeriksaan mata berkelanjutan dan rutin untuk mencegah progresivitas glaukoma.

Namun, sejak pandemi Covid-19, jumlah pasien glaukoma yang melakukan pemeriksaan di dokter mata justru semakin menurun.

Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K), Dokter Subspesialis Glaukoma JEC dalam acara JEC Eye Talks memperingati World Glaucoma Week 2021 yang digelar JEC Eye Hospitals and Clinics, mengatakan bahwa glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan, setelah katarak.

"Glaukoma disebut juga Si Pencuri Penglihatan. Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang ditandai oleh gangguan lapang pandang dengan peningkatan tekanan pada bola mata sebagai faktor risiko utama," kata dr Iwan, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: Mengenal Glaukoma, Penyebab Kebutaan Nomor 2 di Seluruh Dunia

 

Kondisi gangguan mata ini bersifat kronis dan tak jarang glaukoma memberi dampak sangat besar terhadap kualitas hidup penderitanya.

Di antaranya perasaan cemas sampai depresi, karena adanya risiko kebutaan mata, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderita glaukoma akibat keterbatasan lapang pandang atau penglihatan yang terganggu.

Bahkan, akibat glaukoma, kehidupan sosial seseorang pun dapat terkendala, karena hilangnya penglihatan secara bertahap.

"Sayangnya, situasi glaukoma di Indonesia masih memprihatinkan, lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan saat sudah stadium lanjut," ungkap dr Iwan.

Baca juga: Lama Sakit Glaukoma, Adi Kurdi, Pemeran Abah Keluarga Cemara Meninggal

 

Oleh karenanya, kata dr Iwan, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah penting. Yakni dengan pemeriksaan berkelanjutan dan pengawasan dokter ahli secara konstan.

"Tak terkecuali, di masa pandemi Covid-19 saat ini. Tujuannya, agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat, sehingga kebutaan dapat dicegah," jelas dr Iwan.

Menurut data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan Situasi Glaukoma di Indonesia tahun 2019, memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada tahun 2020 mencapai 76 juta.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 25,6 persen dari angka satud ekade lalu yang masih 60,6 juta orang dengan glaukoma.

Sedangkan di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi menunjukkan prevalensi glaukoma sebesar 0,46 persen. Artinya, setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk menderita glaukoma, yang berisiko sebabkan kebutaan mata.

Baca juga: Mengenal Glaukoma, Penyebab Kebutaan Nomor 2 di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com