KOMPAS.com - Gejala baru Covid-19 beragam dan mungkin sulit dikenali. Gejala yang paling banyak dialami adalah demam, batu terus menerus, dan anosmia atau kehilangan indra penciuman dan pengecap.
Selain gejala-gejala itu, ahli menemukan bahwa sakit punggung juga bisa menjadi gejala terinfeksi virus corona. Sakit punggung bisa disebabkan oleh sesuatu yang serius.
Dilansir Express.co.uk, Minggu (7/3/2021), beberapa orang yang terinfeksi Covid-19 melaporkan mengalami nyeri punggung tidak biasa.
"Sekitar 15 persen dari semua pasien Covid-19, melaporkan sakit atau nyeri punggung aneh," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Data Uji Obat Covid-19 Oral Farmasi Jerman Beri Hasil Menjanjikan
Ahli meyakini, sakit punggung yang dirasakan pasien Covid-19 disebabkan oleh respons peradangan tubuh.
Peradangan dapat menyebabkan nyeri seperti kram di punggung.
Selain itu, ahli juga mencatat bahwa sakit punggung yang terkait dengan Covid-19 kemungkinan bertahan selama beberapa hari.
Ahli bedah ortopedi Dr Marcus Duda berkata, Covid-19 sama seperti penyakit yang disebabkan virus lainnya. Sama-sama dapat menyebabkan gejala sistematik.
Gejala sistematik adalah kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya.
"Mirip dengan flu, Covid-19 dapat menyebabkan rasa sakit yang menyeluruh di seluruh tubuh," kata Duda kepada situs medis Prevention.
"Nyeri sendi di punggung dan kaki disebabkan oleh respons peradangan tubuh terhadap virus. Infeksi virus ini menyebabkan gemetar, menggigil, nyeri tubuh, dan kesulitan mobilitas," jelasnya.
Saat Anda merasakan sakit punggung, bukan berarti Anda terinfeksi Covid-19.
Sakit punggung adalah kondisi umum yang sering dirasakan banyak orang. Biasanya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu.
Obat penghilang rasa sakit antiradang, termasuk parasetamol dan ibuprofen dapat meredakan sebagian rasa sakit.
Nah, saat Anda merasakan sakit punggung disertai demam tinggi, batuk terus menerus, atau anosmia, artinya Anda harus segera menjalani tes Covid-19.
Baca juga: Varian Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Vaksin Masih Efektif