Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mobil Listrik Lebih Baik untuk Bumi? Ini Faktanya

Kompas.com - 02/03/2021, 18:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Teknologi mobil listrik semakin berkembang. Kendaraan ini seakan diciptakan sebagai salah satu solusi untuk menyelamatkan Bumi dari polusi udara yang sebagian besar dikontribusi dari emisi bahan bakar fosil yang kebanyakan dihasilkan oleh kendaraan bermotor.

Lantas, apakah mobil listrik dapat menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan?

Jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar gas, mungkin mobil listrik dianggap lebih baik bagi lingkungan, karena tidak memiliki knalpot, sehingga tidak mengeluarkan gas rumah kaca saat mengendarainya.

Namun, sebenarnya kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) ini tidaklah sempurna karena mereka memiliki masalah pencemaran tersendiri.

Khususnya, baterainya mengandung komponen, seperti litium, yang membutuhkan banyak energi untuk diambil dan disaring.

Baca juga: Peneliti Temukan Cara Sterilisasi Masker N95 dengan Kompor Listrik, Kok Bisa?

 

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences melihat seluruh siklus hidup emisi mobil listrik.

Siklus itu dimulai dari penambangan logam yang diperlukan untuk baterai hingga menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk menyalakannya. 

Dilansir Live Science, Minggu (28/2/2021) peneliti menemukan bahwa ketika kendaraan listrik diisi dengan listrik bertenaga batu bara, malah menjadi lebih buruk bagi lingkungan daripada mobil berbahan bakar bensin konvensional.

Baca juga: TOSS-GCB Ubah Sampah Sungai Ciliwung Jadi Energi Listrik, Begini Prosesnya

 

Kendati demikian, untuk beberapa negara di dunia, jaringan listrik nasional sekarang cukup bersih bagi EV mengalahkan mobil bertenaga bensin dalam hal polusi udara dan emisi gas rumah kaca selama masa pakainya.

"Hanya ketika terhubung ke jaringan listrik yang paling kotor dan berbahan bakar batu bara, mesin pembakaran internal berbahan bakar bensin menjadi sebanding dengan EV berbasis gas rumah kaca," kata Colin Sheppard, seorang peneliti dengan keahlian di bidang energi dan teknik sistem transportasi di Lawrence Berkeley National Laboratory di California, Amerika Serikat.

Gordon Bauer, peneliti kendaraan listrik di Dewan Internasional Transportasi Bersih di San Francisco mengungkapkan bahwa pola perbaikan ini memiliki lebih banyak energi terbarukan dan lebih sedikit bahan bakar fosil.

Baca juga: Solusi Energi Terbarukan, Ilmuwan Hasilkan Listrik dari Bayangan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com