KOMPAS.com- Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di DKI Jakarta oleh pemerintah untuk menekan laju penularan virus corona, berdampak besar pada polusi udara ibu kota selama 20 tahun terakhir.
Diungkapkan Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kadarsah PSBB memberikan dampak signifikan terhadap penurunan tingkat polusi Jakarta.
Menurut data Capaian Tahun Anggaran 2020, Pusat Informasi Perubahan Iklim, Sub Bidang Analisis Komposisi Kimia Atmosfer: Produk Informasi PSBB, menunjukkan perbandingan tingkat polusi udara di Jakarta selama tahun 2020 dibandingkan dengan data pengamatan dari tahun 2000-2019.
Kadarsah mengatakan data tersebut dikumpulkan secara manual di sejumlah lokasi di Jakarta, yakni Ancol, Bandengan, Glodok, Kemayoran, Monas, Bivak, Grogol dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Baca juga: Hujan Lebat Bersihkan Polusi Udara Jakarta, Gunung Gede Pangrango Terlihat
Data tersebut dikumpulkan seminggu sekali dan belum ada data real time.
"Berdasarkan data terakhir (yang dihimpun), membuktikan bahwa pada saat PSBB, polutan itu memang berkurang secara signifikan. Kami memandingkannya dengan data historis selama 20 tahun terakhir," kata Kadarsah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/2/2021).
Menurut data pengamatan terakhir, Kadarsah menjelaskan bahwa pada Januari 2020, pH air hujan lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama 20 tahun terakhir.
"Artinya, bahwa selama bulan Januari, DKI Jakarta memiliki pH air hujan yang lebih tinggi. Namun, hujan yang turun sepanjang tahun 2020 berada di bawah nilai ideal yang telah ditentukan," imbuh Kadarsah.
Baca juga: Benarkah Polusi Udara di Jakarta Menurun Selama Pandemi? Ini Faktanya