Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Dokter Mendeteksi Infertilitas, Gangguan Kesuburan Suami Istri

Kompas.com - 10/02/2021, 11:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Infertilitas adalah sebuah kondisi ketika pasangan suami istri telah berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama satu tahun, tetapi belum berhasil menciptakan kehamilan.

Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015, setidaknya ada 47 juta pasangan usia subur di seluruh Indonesia.

Dari jumlah tersebut, diketahui sebesar 10-15 persen di antaranya mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Infertilitas terbagi menjadi dua jenis:

1. Infertilitas primer

Infertilitas primer adalah kondisi di mana pasangan belum pernah mendapatkan kehamilan sebelumnya.

Baca juga: Infertilitas Dialami 3 dari 200 Wanita, Haruskah Bayi Tabung?

 

2. Infertilitas sekunder

Infertilitas sekunder adalah kondisi gangguan kesuburan yang terjadi pada pasangan yang pernah memiliki anak sebelumnya, namun kesulitan untuk mendapatkan kehamilan berikutnya.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, dr Aida Riyanti SpOG-KFER MRep.Sc mengungkapkan, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan pasangan suami-istri mengalami infertilitas.

Oleh karena itu, kata dia, saat pasien berkonsultasi pertama kali, para dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan mencari tahu terlebih dahulu bagaimana riwayat kesehatan pasien dan merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan kesuburan.

Baca juga: Kenali Ini 4 Gangguan Menstruasi dan Pengaruhnya pada Kesuburan Wanita

 

Cara mendeteksi kelainan penyebab infertilitas

dr Aida mengatakan bahwa faktor laki-laki, perempuan maupun keduanya, memiliki andil yang sama besar sebagai penyebab infertilitas.

1. Pemeriksaan kesuburan pria

Dijelaskan dr Aida bahwa dalam pemeriksaan infertilitas pria, penyebab gangguan kesuburan dapat diakibatkan gangguan pada sperma.

Gangguan pada sperma tersebut juga bisa terkait tentang jumlah, bentuk, kemampuan sperma bergerak hingga materi genetik (DNA) sperma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com