Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Perubahan Iklim Berperan dalam Pandemi Covid-19, Kok Bisa?

Kompas.com - 09/02/2021, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Studi terbaru yang terbit di jurnal Science of the Total Environment menunjukkan bukti pertama perubahan iklim memainkan peran langsung dalam munculnya virus corona SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini.

Jumlah virus corona di suatu daerah terkait erat dengan jumlah spesies kelelawar yang ada.

Berkat sistem kekebalannya, kelelawar memiliki kemampuan terkenal untuk hidup dengan virus, bertindak baik sebagai reservoir mutasi baru maupun pembawa virus tanpa gejala.

Populasi kelelawar dunia membawa sekitar 3.000 jenis virus corona, dengan setiap spesies kelelawar rata-rata memiliki 2,7 virus corona.

Baca juga: Ilmuwan: Kelelawar Tak Seharusnya Disalahkan karena Covid-19, Ini Alasannya

Dilansir Forbes, Senin (8/2/2021), temuan itu mengatakan bahwa peningkatan jumlah spesies kelelawar di wilayah tertentu, didorong oleh perubahan iklim. Hal inilah yang dapat meningkatkan kemungkinan adanya virus corona ditularkan ke manusia atau bermutasi.

Kebanyakan virus corona yang dibawa oleh kelelawar tidak bisa masuk ke tubuh manusia.

Namun beberapa virus corona yang diketahui menginfeksi manusia kemungkinan besar berasal dari kelelawar, termasuk tiga yang dapat menyebabkan kematian pada manusia, yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS) CoV, dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) CoV-1 dan CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Studi baru telah mengungkapkan perubahan skala besar pada jenis vegetasi di provinsi Yunnan China selatan, dan wilayah yang berdekatan di Myanmar dan Laos, wilayah di mana data genetik menunjukkan SARS-CoV-2 mungkin muncul.

Perubahan iklim yang termasuk peningkatan suhu, tutupan awan, dan karbon dioksida di atmosfer dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman dan pohon. Hal ini secara tidak langsung mengubah habitat alami dari semak tropis menjadi sabana tropis dan hutan gugur.

Ini menciptakan lingkungan yang cocok untuk banyak spesies kelelawar yang sebagian besar hidup di hutan, memakan nektar, dan buah-buahan.

Studi tersebut menemukan bahwa 40 spesies kelelawar telah pindah ke provinsi Yunnan di China selatan dalam 100 tahun terakhir, menyimpan sekitar 100 lebih jenis virus corona yang ditularkan oleh kelelawar.

Wilayah yang diidentifikasi oleh penelitian tersebut merupakan hotspot untuk peningkatan kekayaan spesies kelelawar yang didorong oleh iklim, juga merupakan rumah bagi trenggiling yang diduga bertindak sebagai inang perantara SARS-CoV-2.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com