Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Karam Penuh Gading, Ungkap Perburuan Gajah di Abad ke-16

Kompas.com - 27/12/2020, 18:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Temuan kapal karam yang dipenuhi gading gajah adalah petunjuk yang memberi wawasan baru tentang perdagangan gading abad ke-16.

Hal tersebut terungkap setelah peneliti melakukan studi terhadap Bom Jesus, sebuah kapal dagang Portugis yang tenggelam saat melakukan perjalanan ke India tahun 1533.

Seperti dikutip dari Gizmodo, Minggu (27/12/2020) kapal karam Bom Jesus ditemukan tak sengaja pada tahun 2008 oleh para pekerja perusahaan tambang berlian yang tengah melakukan pekerjaan di sebuah pantai Namibia.

Baca juga: Mengejutkan, Setiap Hari Gajah Kehilangan 325 Liter Air dari Tubuhnya

Kapal tersebut berisi emas, perak, timah, tembaga, dan juga gading.

Selama berabad-abad, batangan tembaga mendorong kapal makin tenggalam dan masuk ke dasar laut yang lunak.

Ternyata kondisi tersebut justru ideal untuk pengawetan. Buktinya, peneliti berhasil mengambil lebih dari 100 gading gajah dari ruang kargo kapal dan menjadikannya sebagai penemuan arkeologi gading Afrika yang pernah ditemukan.

Penelitian yang dipublikasikan di Current Biology ini kemudian dilakukan dengan menganalisis DNA pada 44 gading yang diambil dari Bom Jesus dan analisis isotop pada 97 gading.

Hasilnya peneliti pun dapat mengungkap ragam spesies, lokasi geografis, serta habitat gajah yang diambil gadingnya.

Peneliti menyebut bahwa gading di atas Bom Jesus secara eksklusif bersumber dari gajah hutan Afrika.

Gajah hutan ini dibunuh untuk diambil gadingnya di Afrika Barat dan bukan di Afrika Tengah.

Hal itu menurut ahli genetika Alida de Flamingh dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign sejalan dengan pendirian pusat perdagangan Portugis di sepanjang pantai Afrika Barat selama periode tersebut.

Selain itu, dari analisis peneliti menemukan ada 17 kelompok gajah yang berbeda secara genetik hidup di Afrika barat saat itu.

Namun dari ke-17 kelompok itu hanya tersisa empat kelompok saja yang masih bisa ditemui hidup hingga saat ini.

Garis keturunan yang hilang itu kemungkinan besar akibat perburuan yang berlebihan serta hilangnya habitat.

Lebih lanjut, analisis juga mengungkap bahwa gajah-gajah ini hidup di lingkungan hutan campuran, berpindah dari kawasan hutan ke sabana tergantung pada musim atau ketersediaan air. Ini adalah hasil yang tidak terduga.

Baca juga: Serba serbi Hewan: Gajah Takut Serangga Kecil seperti Lebah

“Karakteristik isotop gading kapal karam memberikan hasil yang mengejutkan: meskipun ini adalah gajah hutan Afrika, mereka tidak hidup di hutan tropis lembab yang terdapat di sebagian besar pantai Afrika Barat pada abad ke-16. Mereka justru tinggal di habitat campuran, yang merupakan tipe habitat dekat pos perdagangan utama Afrika Barat,” tambah Flamingh.

Sungguh menakjubkan apa yang berhasil dilakukan tim peneliti dengan sekumpulan gading gading yang tersembunyi di bawah pantai di Namibia selama hampir 500 tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com