Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Seputar Imunisasi, Sebabkan Demam hingga Autisme

Kompas.com - 27/11/2020, 09:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksinasi atau imunisasi adalah program yang telah lama digaungkan dan diberlakukan kepada masyarakat Indonesia, terlepas dari pandemi Covid-19 yang saat ini masih menjajah.

Namun, imunisasi yang telah dilakukan sejak tahun 1956 ini, masih tetap saja menuai polemik.

Pasalnya, masih banyak mitos yang beredar dan membuat sebagian masyarakat justru takut untuk memberikan imunisasi kepada anaknya.

Berikut beberapa mitos yang beredar tentang imunisasi dan dijawab oleh Kementerian Kesehatan dalam keterangan resminya.

Baca juga: Mitos atau Fakta: Seledri Tingkatkan Kesehatan Seksual Pria

1. Imunisasi sebabkan demam

Usai melakukan imunisasi, sebagian anak kemungkinan mengalami gejala demam dan membuat khawatir orang tuanya.

Gejala demam ini seringkali dikaitkan sebagai efek samping usai melakukan imunisasi.

Namun, pada kenyataannya, Kementerian Kesehatan dalam keterangan resminya mengungkapkan, gejala demam itu bukanlah efek samping pemberian imunisasi pada anak atau bayi.

Melainkan, demam adalah salah satu reaksi imun tubuh terhadap antigen yang dimasukkan melalui proses imunisasi tadi.

2. Imunisasi sebabkan autisme

Pandangan yang paling santer terdengar tentang imunisasi adalah dapat menyebabkan autisme.

Jika Anda masih mendengar pernyaaan tersebut, sebaiknya jangan dipercaya lagi. Itu hanya mitos.

Kementerian Kesehatan secara tegas menyebutkan, vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional adalah aman dan berkualitas karena telah lulus uji Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM) dan rekomendasi para ahli.

Hal yang perlu diluruskan, gagasan bahwa vaksinasi dapat menyebabkan autisme meamng berasal dari sebuah penelitian di masa lalu. Namun yang perlu digarisbawahi, riset itu telah dicabut karena tidak sesuai dengan standar pengujian efikasi atau kebermanfaatan vaksin karena sampel penelitian tidak valid.

Penelitian tersebut dilakukan oleh dr Andrew Wakefield hanya pada sampel sejumlah 8 orang anak yang mengalami gejala awal autisme setelah menerima imunisasi MMR 1 bulan sebelumnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com