Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 2 Ilmuwan Peraih L'Oreal-UNESCO for Women in Science 2020

Kompas.com - 26/11/2020, 19:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua perempuan peneliti muda Indonesia mendapatkan penghargaan L'Oreal-UNESCO for Women in Science 2020, Rabu (25/11/2020).

Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Arief Rachman mengatakan, kedua ilmuwan yang tahun ini dianugerahkan fellowship L'Oreal- UNESCO FWIS ini tidak hanya berfokus pada permasalahan yang sedang terjadi.

Namun, mereka juga memikirkan berbagai tantangan lain di dunia medis, dari dampak lanjutan pada pasien Covid-19 hingga pemanfaatan robotik dalam tindakan rehabilitasi dan operasi.

"Pada hari ini kita tidak hanya merayakan kontribusi dua ilmuwan hebat di dunia sains, namun juga kontribusi sains yang tidak pernah berhenti dalam menangani berbagai tantangan dunia, terutama di saat ini, dalam hal medis," kata Arief.

Baca juga: Menang Nobel Kimia 2020, Apa Itu CRISPR Gunting Kode Kehidupan?

Berikut adalah dua ilmuwan wanita yang mendapatkan penghargaan tersebut:

1. Dr Anggia Prasetyoputri MSc

Seorang peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), judul penelitiannya Dr Anggia Prasetyoputri MSc yang memenangkan kategori Life Science adalah "Deteksi Koinfeksi Bakteri pada pasien Covid-19 melalui Metode Sekuensing dari Sampel Swab".

Anggia berkata bahwa beberapa studi telah menunjukkan jika sebagian pasien Covid-19 bisa terinfeksi bakteri patogen pada saat yang bersamaan.

Adanya koinfeksi atau infeksi simultan oleh bakteri dapat terjadi karena bakteri memiliki sifat oportunis yang bisa masuk saat tubuh sedang lemah.

Infeksi bakteri lantas dapat memperparah kondisi pasien serta meningkatkan risiko kematian pada sebagian pasien Covid-19.

Nah, deteksi ada tidaknya bakteri patogen ini dapat dilakukan melalui metode sekuensing atau mengurutkan basa nukleotida sampel DNA yang diekstraksi dari sampel swab.

Baca juga: 2 Perempuan di Balik Penemuan Gunting Genom Pemenang Nobel Kimia

Hal ini diharapkan dapat menginformasikan penata-layanan antibiotik pada pasien Covid-19 dan membantu tenaga medis dalam mengidentifikasi ada tidaknya bakteri patogen di dalam tubuh pasien Covid-19 dalam waktu singkat.

"Tantangan utama yang saya rasakan sebagai peneliti adalah bagaimana untuk terus memupuk keinginan untuk maju di bidang penelitian," kata Anggia.

"Kadang ada rasa tidak percaya diri, sehingga untuk itu penting memiliki cerminan peneliti wanita senior sebagai bukti bahwa kita bisa mencapai cita-cita sebagai peneliti asal kerja keras dan saling dukung," imbuhnya.

2. Latifah Nurahmi MSc PhD

Judul penelitian Latifah Nurahmi yang merupakan seorang dosen sekaligus peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh November adalah "Robot operasi reduksi fraktur sebagai teknik bedah invasif minimal".

Baca juga: Nobel Fisika 2020 Diraih 3 Ilmuwan Penemu Lubang Hitam

Ilmuwan kelahiran Solo ini menyadari betapa luasnya dunia sains, dan itu yang mendorongnya untuk semakin menekuni ilmu di bidang mesin hingga menyelesaikan S3 di bidang Robotika.

Dalam pengembangannya, Latifah melihat potensi yang besar di bidang kedokteran, di mana pemanfaatan robot dalam mengurangi risiko operasi masih belum cukup dimanfaatkan.

"Pengembangan peneltian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi dunia kedokteran Indonesia, terutama di situasi pandemi saat ini," kata dia.

Latifah juga menegaskan, keterlibatan teknologi robotika di dunia medis berperan besar untuk mengurangi risiko kontak fisik antara pasien dan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com