Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak Selama Pendemi

KOMPAS.com - Bukan hanya orang dewasa, sistem kekebalan atau daya tahan tubuh anak-anak juga penting untuk dijaga selama masa pandemi Covid-19.

Apalagi menurut penelitian, anak-anak bisa menjadi sumber penularan potensial virus corona - meski para ahli menyebut masih dibutuhkan lebih banyak data untuk menentukan apakah mereka mampu menyebarkan virus dengan cara yang sama seperti influenza.

Menurut dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC, Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi RS Pondok Indah, untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, bukan hanya diperlukan asupan nutrisi yang cukup, tapi juga olahraga teratur dan istirahat yang cukup.

“Anak dapat mengonsumsi suplemen apabila dirasakan nutrien atau vitamin dan mineral tertentu tidak mencukupi dari pola makan si kecil sehari- hari,” ujarnya.

Baca juga: Jaga Imunitas Anak, Rekomendasi Olahraga untuk Bayi hingga Usia Sekolah

Selain itu, melansir Yahoo.com, orangtua juga tidak boleh menunda pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemberian imunisasi di tengah pandemi.

Meski pergi ke dokter di saat pandemi terasa mengerikan, penting untuk tetap mendapatkan vaksin sesuai jadwal untuk mencegah munculnya penyakit dan wabah lain.

dok. RSPI dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC, Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi RS Pondok Indah.

Anda bisa membicarakan dengan dokter, bagaimana prosedur pemeriksaan yang aman selama pandemi. Apakah itu membatasi jumlah pasien di Rumah Sakit , apakah ada pemisahan pasien sakit dan pasien yang vaksin, atau apakah vaksin bisa dilakukan di rumah.

Dr. Shanna Kowalsky, dokter anak, ahli epidemiologi rumah sakit, dan asisten profesor klinis Pediatri dan Penyakit Menular di Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York menambahkan, menyertakan buah-buahan dan sayuran hijau bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Yang tak kalah penting adalah mengadopsi kebiasaan untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona, yaitu sering mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker saat anak berusia di atas 2 tahun, dan mengajarkan anak untuk menghindari menyentuh wajah atau memasukkan jari ke dalam mulut.

Baca juga: Anak Menelan Permen Karet, Mainan, atau Benda Berbahaya, Harus Apa?