KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan, tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional China telah berevolusi menjadi kurang terlihat oleh manusia.
Hal ini terjadi lantaran tanaman bernama Fritillaria delavayi terlalu sering dipetik oleh penduduk sekitar.
Fritillaria delavayi adalah tanaman tahunan yang memiliki daun yang hidup di lereng berbatu pegunungan Hengduan China.
Warnanya bervariasi dari abu-abu hingga coklat, atau hijau pada usia muda, dan menghasilkan satu bunga per tahun setelah tahun kelima.
Baca juga: Potensi Talas di Masa Pandemi, sebagai Tanaman Hias, Bahan Pangan hingga Obat
Umbi dari spesies fritillary telah digunakan dalam pengobatan Tiongkok selama lebih dari 2.000 tahun.
Harga yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, telah menyebabkan terjadinya peningkatan panen.
Dan kini, dalam studi yang dilakukan oleh Institut Botani Kunming dan Universitas Exeter, peneliti menemukan jika tanaman-tanaman tersebut rupanya mengembangkan kemampuan berkamuflase, sehingga memiliki penampakan serupa dengan lingkungan sekitar di mana mereka tumbuh.
Seperti dikutip dari Phys, Sabtu (21/11/2020) tanaman yang mampu berkamuflase dengan lebih baik memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup.
Baca juga: Terungkap, Asal Muasal Kemunculan Tanaman Berbunga di Bumi