Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamasutra Satwa: Lumba-lumba Kawin Tak Hanya untuk Reproduksi

Kompas.com - 10/11/2020, 12:05 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lumba-lumba merupakan mamalia yang pintar, sehingga tingkah lakunya selalu tampak menggemaskan. 

Mamalia ini merupakan makhluk yang sangat sosial dan bisa menunjukkan banyak kreativitas, dan perbedaan individu dalam aspek kehidupan mereka.

Melansir Dolphin Plus, (12/3/2018), ketika kawin, secara kognitif memang mereka sangat maju, bahkan mereka kawin dengan tujuan lebih dari sekadar prokreasi.

Baca juga: Perlambat Penuaan pada Manusia, Ahli Pelajari Lumba-lumba

Proses lumba-lumba kawin

Tahukah Anda bahwa lumba-lumba bukan hewan monogami? Mereka bukan tipe mamalia yang kawin untuk seumur hidup.

Lumba-lumba hidung botol yang hidup di atlantik dikenal dengan sebutan fisi fusi, hal ini dikarenakan ukuran dan jumlahnya yang selalu berubah.

Beberapa percaya, bahwa ikatan antara pejantan adalah yang terkuat dan bertahan lama dalam masyarakat lumba-lumba hidung botol.

Sedangkan hubungan antar betina, cenderung lemah hingga sedang dan lebih kompleks, juga tampak kurang stabil dari waktu ke waktu.

Baca juga: Ahli: Video Viral Lumba-lumba di Pulau Pramuka adalah Pertanda Baik

Dari dokumentasi, perilaku pacaran dan kopulasi sering ditandai dengan tampilan mulut terbuka, postur s, pola renang yang tidak menentu, serta vokalisasi.

Interaksi ini penting dalam pengembangan ikatan sosial antar individu, mengurangi stres, menghadapi konflik, berfungsi sebagai bentuk permainan, dan membangun dominasi, tanpa memandang kelas usia atau jenis kelamin.

Karena pentingnya interaksi tersebut, perilaku seksual seringkali dilakukan di luar konteks reproduksi.

Nah ternyata, bagi seekor lumba-lumba kedewasaan penting, hal ini dikarenakan umur kematangan setiap lumba-lumba bervariasi tergantung pada wilayah dan populasi yang ada. Kematangan seksual bukan diukur dari usia tapi dari ukuran.

Seekor betina biasanya mencapai kematangan seksual ketika dia telah mencapai 85 - 95% dari panjang rata-rata tubuh dewasanya. Ini berkisar antara 7 - 12 tahun, tergantung pada populasinya.

Sedangkan jantan, mencapai kematangan seksual lebih lambat dari betina yang biasanya terjadi antara 10 hingga 15 tahun.

Fenomena jenis kelamin yang mencapai kematangan reproduksi pada waktu yang berbeda ini disebut “bimaturisme”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com