KOMPAS.com - Ahli mengingatkan bahwa penyakit diabetes tak hanya diderita orang dewasa atau lansia saja. Namun juga bisa dialami orang muda di bawah usia 30 tahun.
Penyakit diabetes melitus cenderung banyak dialami golongan usia muda dan berpotensi menjadi pembunuh senyap.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD dalam diskusi daring bertajuk World Diabetes Day 2020: Pentingnya Peran Cargiver dan Saatnya Sadar serta Peduli Diabetes, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Naik 6,2 Persen Selama Pandemi, Pasien Diabetes Indonesia Peringkat 7 di Dunia
Suastika menyampaikan, saat orang di bawah 30 tahun mengalami diabetes, biasanya didiagnosis dengan diabetes tipe 1. Kondisi ini membuat orang yang memiliki diabetes memiliki bobot tubuh yang kurang di usia antara 5-15 tahun.
Namun beberapa tahun belakangan, banyak ditemukan kasus orang muda yang mengidap diabetes tipe 2.
"Jadi yang mulanya hanya terjadi pada orang dewasa (diabetes melitus 2), sekarang muncul lebih (di usia) muda, banyak sekali. Di Asia paling banyak, usia-usia di bawah 30 tahun-an," kata dia.
Padahal, beberapa dekade yang lalu diabetes melitus tipe 2 hanya diderita oleh orang dewasa yang usianya lebih dari 40 tahun.
"Nah ini sekarang banyak juga orang-orang muda yang diabetes di bawah 30 tahun," tegasnya.
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan orang muda di bawah usia 30 tahun mengalami diabetes, yakni faktor genetik dan perilaku hidup tidak sehat. Berikut penjelasannya:
1. Faktor genetik
Faktor utama diabetes adalah genetik atau riwayat keturunan.
Perlu diketahui, faktor genetik ini bukan hanya garis keturunan orangtua secara langsung.
Maksudnya, jika kedua orangtua Anda tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, tetapi kakek atau nenek Anda memiliki riwayat diabetes, seseorang berpotensi mengembangkan penyakit ini.
2. Makanan
Selain faktor genetik, diabetes juga bisa dipicu pola hidup tidak sehat, terutama kebiasaan makan yang buruk.