Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Terlalu Sering Digendong Jadi ‘Bau Tangan’?

Kompas.com - 18/10/2020, 12:07 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Setelah Sembilan bulan di dalam kandungan yang hangat dan nyaman, bayi akhirnya harus lahir dan menghadapi dunia.

Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar terkait cara mengurus dan merawat bayi.

Anda mungkin pernah diingatkan orangtua atau kerabat, agar tak menggendong bayi Anda terlalu sering, karena khawatir bayi akan menjadi manja atau ‘bau tangan’.

Nyatanya tidak demikian. Bayi baru lahir justru membutuhkan waktu untuk belajar, bahwa lingkungan di sekitarnya dapat dipercaya dan diandalkan untuk memenuhi kebutuhannya.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Benarkah Cegukan Baik untuk Perkembangan Otak Bayi?

Menurut dokter spesialis snak RS Pondok Indah, dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A, bayi membutuhkan perhatian yang intens sebagai dasar bagi mereka untuk dapat berkembang dengan baik secara fisik, intelektual, maupun emosional.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang kebutuhannya segera ditanggapi, akan tumbuh menjadi anak yang tidak cengeng serta lebih percaya diri, mandiri, bahagia, dan kuat secara mental.

Memberikan respons pada saat bayi menangis bukan berarti memanjakan bayi, melainkan memenuhi kebutuhannya di saat yang tepat.

“Sebelum berusia 9 bulan, bayi belum dapat menggunakan tangisannya sebagai bentuk manipulasi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari orang lain di sekitarnya,” kata Cynthia kepada Kompas Sains.

“Jadi tangisan pada bayi benar-benar merupakan satu- satunya cara untuk membuat orangtua tahu bahwa ia membutuhkan sesuatu, misalnya lapar, sakit, lelah, tidak nyaman, atau kesepian,” lanjutnya.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bagaimana Cara Mencegah Ruam Popok pada Bayi?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com