Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2020, 09:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Tak sedikit film yang mengupas kemampuan super seorang manusia. Mereka digambarkan memiliki kemampuan di atas rata-rata orang biasa, seperti menghilang, mengangkat beban yang sangat berat, dan lain sebagainya.

Namun, sebenarnya di dunia nyata, beberapa atau sekelompok orang ternyata juga punya kemampuan super. Siapa saja dan seperti apa, berikut rangkuman lima manusia super, seperti dikutip dari Science Focus, Senin (6/10/2020).

1. Suku Moken jernih melihat dunia bawah air

Mata kita beradaptasi dengan kehidupan di darat, sehingga saat berada di air, penglihatan kita tidak jelas dan buram tanpa mengenakan kacamata.

Namun berbeda dengan suku nomaden, Moken. Kelompok orang yang tinggal di kapal ini, bahkan telah belajar berenang sebelum bisa berjalan. Setidaknya ada sekitar 2.000-3.000 orang Moken yang hidup di Laut Andaman, pesisir Myanmar, dan Thailand.

Para peneliti di Lund University di Swedia memperkirakan bahwa anak-anak Moken memiliki dua kali kejernihan visual bawah air dibanding dengan anak-anak Eropa. Meski begitu, anak-anak Moken tetap memiliki penglihatan yang sama baiknya ketika di darat.

Baca juga: 5 Mutasi Gen yang Bisa Jadikan Kita Manusia Super

 

Saat di bawah air, mereka akan menyempitkan pupil dan mengubah bentuk lensa mata jadi mereka dapat melihat dengan cukup baik di dalam air untuk mengumpulkan kerang, teripang dari dasar laut.

Belum diketahui apakah kemampuan penglihatan bawah air itu diperoleh sejak usia muda ataukah evolusi juga berperan dalam meningkatkan kemampuan mereka.

2. Biksu Himalaya yang tahan dingin

Di ketinggian gunung Himalaya, ada cerita mengenai para biksu yang menggunakan pernapasan dan meditasi untuk menaikkan suhu tubuh mereka.

Metode ini sampai-sampai mampu mengeringkan kain basah yang membungkus tubuh mereka dan mengeluarkan uap ke udara yang membekukan.

Baca juga: Tak Cuma Penciuman Super, Hidung Anjing Juga Bisa Deteksi Panas

 

Para peneliti dari Amerika Serikat dan Singapura telah meneliti klaim tersebut dengan mengukur suhu inti (ketiak) dan perifer (jari) para biksu. Selama pengukuran, peneliti meminta para biksu untuk menggunakan teknik pernapasan baik dengan atau tanpa meditasi.

Para peneliti menemukan bahwa pernapasan memang dapat meningkatan suhu tubuh dan menambahkan meditasi akan makin meningkatkan panas seperti demam biasa.

Suhu tubuh yang meningkat berfungsi terhadap adaptasi lingkungan yang dingin. Selain itu juga suhu tubuh yang lebih tinggi terkait dengan kinerja kognitif yang lebih baik meningkatkan imunitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com