Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Bertani Tanpa Bakar Lahan Gambut dari Masyarakat Sumatera Selatan

Kompas.com - 24/09/2020, 20:55 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini ada 195 petani dari 11 desa di Provinsi Sumatera Selatan yang telah memanfaatkan gambut tanpa membakar.

Hal ini merupakan program Desa Peduli Gambut (DPG), bentuk kerjasama Badan Restorasi Gambut (BRG) dengan Lembaga Kemitraan – the Partnership for Governance Reform, yang mengajak petani menerapkan pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB).

Dimulai dari penyelenggaraan Kebun Pangan Mandiri (KPM) yang dikelola kelompok masyarakat (pokmas), seluruh petani belajar teknik budidaya organik yang ramah lingkungan dalam rangka alternatif revitalisasi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Dengan budi daya yang ramah lingkungan, para petani tidak hanya melestarikan lahan gambut dengan bijak, tetapi juga dapat menekan biaya produksi dan perawatan tanaman, sekaligus memenuhi kebutuhan pangan keluarga, bahkan mengurangi sampah rumah tangga sebagai bahan pupuk organik.

Baca juga: Lestarikan Gambut, Manfaatnya bagi Manusia Begitu Luar Biasa

Pengelolaan lahan tanpa bakar, sebenarnya adalah hal baru bagi para petani. Dengan pemahaman terbatas, petani juga harus berperang melawan serangan hama, ketidakpastian musim, dan tanah gambut yang seringkali tak bisa ditebak.

Maka dari itu, masyarakat mengembangkan inisiatif untuk membudidayakan perkebunan di dalam desa sebagai alternatif beradaptasi mereka.

Tanaman palawija dan hortikultura seperti padi, jagung, singkong, buncis, dan beragam sayur lainnya saat ini menjadi prioritas, karena waktu panennya cenderung lebih singkat.

Sebut saja desa Rantau Lurus, yang kini telah memiliki produk unggulan beras yang dikenal dengan Beras Gambut.

Dengan mengembangkan pertanian paludikultur dan mempraktikan KPM, para petani memakai bahan rendah kimia untuk mengembalikan unsur hara pada lahan, sekaligus menjadi alternatif meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Beda lagi dengan Desa Simpang Tiga Abadi yang mengelola lahan percontohan seluas 20 ribu m2 tanpa membakar gambut dan memanfaatkan gambut sisa sebagai tambak ikan dan keb pertanian.

Kader Desa, Achmad Soleh menjelaskan ada dua pokmas yang aktif dalam desa ini, pokmas Jaya Sentosa terdiri dari bapak-bapak yang aktif membudidayakan ikan di area pertambakan, sementara Pokmas Bintang Ratu terdiri dari ibu-ibu yang menanam tumbuhan palawija dan sayuran.

Baca juga: Mengenal IPAG60, Teknologi Pengolah Air Gambut Jadi Air Bersih

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com