Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Luka Bakar? Jangan Oles Pasta Gigi atau Odol, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/07/2020, 13:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pada masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19, sebagian besar masyarakat tinggal di rumah.

Saat berada di rumah, banyak orang menemukan hobi baru seperti memasak atau membuat kue. Namun jika tidak hati-hati, aktivitas di rumah juga dapat menimbulkan risiko luka bakar.

Luka bakar bisa disebabkan saat tangan tak sengaja tersiram air panas, terkena minyak panas, menyentuh catokan panas, dan lain sebagainya.

Menurut data Riskesdas 2018, angka kasus luka bakar menempati urutan ke-5 sebagai jenis cedera tidak sengaja.

Ada tren kenaikan kasus luka bakar di rumah sejak 2013-2018, dari 0,6 persen menjadi 1,3 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, ada sekitar 3 juta kasus luka bakar.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah dalam melakukan penanganan luka bakar.

Dikatakan dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar, banyak masyarakat yang mengoleskan pasta gigi, mentega, hingga kecap ketika mengalami luka bakar.

Baca juga: 4 Manfaat Tersembunyi Bawang Putih, Salah Satunya Bikin Luka Bakar

"Gunakan bahan ini (kecap, mentega, dan pasta gigi) sebagaimana mestinya saja. Bukan untuk penanganan luka bakar," kata Sandi dalam acara virtual media briefing, Combiphar Health Desk, Rabu (22/7/2020).

Sandi menjelaskan, pemakaian bahan-bahan yang tidak semestinya digunakan untuk luka bakar justru dapat memperburuk luka, meningkatkan kemungkinan infeksi, dan menimbulkan jaringan parut seperti keloid.

"Sampai sekarang masih banyak masyarakat pakai odol untuk luka bakar. Odol itu mengandung sodium fluoride yang bagus untuk gigi karena bisa melindungi dan memperkuat gigi," kata Sandi.

"Tapi kalau dipakai (dioles) ke luka bakar akan berbahaya. Luka bakar kan panas, kalau dikasih odol panasnya (luka bakar) akan terperangkap," jelas Sandi.

"Padahal untuk mengobati luka bakar, kita harus keluarkan panasnya," imbuhnya.

Sandi menjelaskan, fluoride pada pasta gigi justru akan mengunci panas dan hal inilah yang membuat luka makin panas ketika dioles odol.

Penanganan pertama luka bakar, aliri dengan air mengalir setidaknya 20 menit.SHUTTERSTOCK/Madhourse Penanganan pertama luka bakar, aliri dengan air mengalir setidaknya 20 menit.

Saat panas pada luka bakar terperangkap, kemudian akan berisiko terjadi inflamasi atau peradangan dan bisa berkembang menjadi jaringan parut.

"Sodium flouride itu akan menutupi luka. Bayangkan jika ada bakteri di situ dan tertutup dengan sodium flouride, bakteri tidak akan keluar dan justru tumbuh di situ. Bukannya sembuh, ini menambah risiko infeksi," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com