KOMPAS.com - Protein susu sapi menjadi penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 30-40 persen penduduk dunia mengalami alergi dengan 550 juta orang di antaranya menderita alergi yang dipicu makanan.
Sementara itu, data dari Organisasi Alergi Dunia (WAO) mengungkapkan bahwa ada sekitar 1,9 sampai 4,9 persen anak-anak di dunia yang memiliki alergi terhadap protein susu sai (CMA). 7,5 persen dari jumlah itu adalah anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof DR dr Budi Setiabudiawan SpA(K) MKes, berkata bahwa alergi susu sapi ini merupakan permasalahan serius pada bayi atau balita.
Alergi itu sendiri terjadi atas dasar respons sistem imunitas tubuh terhadap bahan atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Lebih dari Usia 2 Tahun Anak Tak Lagi Butuh Susu
"Alergi ini sebenarnya tidak membahayakan bagi orang lain. Tapi berisiko buruk bagi perkembangan anak jika tidak diatasi atau terbaiknya dicegah, dideteksi dini sebelum terjadi," kata Budi dalam diskusi daring bertajuk "Danone Bicara Gizi: Allergy Prevention", Kamis (25/6/2020).
Untuk diketahui, kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Reaksi ini, kata Budi, dapat diperantarai oleh Imunoglobulin E (IgE) atau non-Imunoglobulin E (non-IgE). Imunoglobulin E ini memang memiliki peran dalam mekanisme alergi.
IgE ini akan menyebabkan keluarnya zat histamin atau zat penyebab reaksi alergi,
Pasalnya, suatu zat yang dianggap asing dan masuk ke dalam tubuh akan ditangkap oleh IgE jika menempel pada sel mast.
IgE kemudian akan mengeluarkan zat yang disebut dengan histamin atau zat yang menyebabkan munculnya reaksi alergi.
Baca juga: Selain Jamu, Madu dan Susu Juga Tingkatkan Imun Tubuh
Reaksi alergi yang diperantarai oleh IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah untuk didiagnosis.
Berikut adalah beberapa reaksi alergi pada protein susu sapi pada anak-anak:
1. Saluran pencernaan
Reaksi alergi pada saluran pencernaan ini paling tinggi prevalensinya. Kejadian diare mencapai 53 persen, sementara 27 persen mengalami kolik (menangis terus-menerus).