Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Dunia, Inilah Kilat Terlama dan Terpanjang dalam Sejarah

Kompas.com - 28/06/2020, 11:03 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Biasanya kilat paling lama hanya berlangsung beberapa detik saja. Namun sebuah laporan yang dirilis Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan hasil berbeda.

Dalam laporan yang dirilis Kamis, (25/6/2020), WMO mengungkapkan jika kilat yang terjadi di Argentina pada 4 Maret 2019 merupakan kilat terlama yang tercatat dalam sejarah.

Kilat tersebut 'menyala' hampir 17 detik atau lebih tepatnya selama 16,73 detik.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta, Kenapa Kilat Petir Terlihat Dulu Sebelum Bunyi Guntur?

Kilat yang terjadi Argentina setahun lalu itu, mengalahkan rekor sebelumnya yang terjadi di Perancis Selatan pada 30 Agustus 2011.

Menurut catatan WMO, kilat yang terjadi di Perancis Selatan pada 2011 terjadi selama 7,74 detik.

Selain kilat terlama, WMO pun juga melaporkan catatannya mengenai kilat terpanjang dalam sejarah.

Kilat yang terjadi di Brasil Selatan berhasil memecahkan rekor tersebut dengan panjang kilat 440 mil atau sekitar 708 kilometer.

Kilatan tunggal yang terjadi pada 31 Oktober 2018 ini setara dengan jarak dari Boston ke Washington, DC.

Sementara rekor kilat terpanjang sebelumnya diukur pada 20 Juni 2007 di negara bagian Oklahoma, AS yang mencapai 321 kilometer.

"Ini adalah catatan luar biasa dari peristiwa kilat tunggal, memperlihatkan apa yang mampu dilakukan oleh alam serta kemajuan teknologi dalam melakukan pencatatan seperti itu," ungkap Randall Cerveny, kepala pelapor cuaca dan iklim ekstrem WMO, seperti dikutip dari Gizmodo, Sabtu (27/6/2020).

Kilat terjadi ketika dua daerah bermuatan listrik di atmosfer atau tanah sementara berada dalam posisi sama.

Ketika awan badai terbentuk, mereka mengisi dengan muatan listrik.

Partikel yang lebih ringan dan bermuatan positif terbentuk di bagian atas awan. Partikel yang lebih berat dan bermuatan negatif terbentuk di bagian bawah.

Dan ketika kedua partikel menjadi cukup besar, terjadilah kilat.

Baca juga: Curah Hujan Juni 2020 di Atas Rata-rata Iklim, Bagaimana Bulan Juli?

Biasanya, kilat itu hanya beberapa kilometer panjangnya.

Namun terkadang, selama badai besar seperti yang sering terlihat di Amerika Selatan pada musim panas, kilat dapat mencapai skala besar kata yang mereka membentuk megaflash dengan panjang mencapai ratusan kilometer.

Meski menjadi peristiwa alam yang menarik, kilat juga cukup berbahaya.

WMO berharap metode baru berbasis satelit untuk mengamati petir akan membantu mendeteksi kilatan besar berikutnya dan juga memperingatkan orang-orang supaya tetap aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com