Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ingatkan Jangan Jadikan Vitamin D Senjata Lawan Covid-19, Kenapa?

Kompas.com - 30/05/2020, 10:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Vitamin D selama ini banyak disebut dapat memberi perlindungan dari penularan penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghentikan percobaan hydroxychloroquine dan klorokuin sebagai obat untuk pasien Covid-19.

Hal itu dilakukan setelah ditemukan pasien Covid-19 dengan sakit yang parah lebih mungkin meninggal, jika diberikan obat tersebut.

Melansir CNN, Jumat (29/5/2020), konsumsi vitamin D yang terlalu banyak dapat menyebabkan penumpukan kalsium yang beracun dalam darah.

Efeknya, dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi dan masalah dengan ritme jantung, serta nyeri tulang, hingga kerusakan ginjal dan batu ginjal yang menyakitkan.

Baca juga: Vitamin D Disebut Berkaitan dengan Angka Kematian Covid-19, Kok Bisa?

Kebutuhan vitamin D tiap orang tidak sama

Menurut Institute of Medicine of The National Academies' Food and Nutrition Board, kebutuhan vitamin D harian yang disarankan berbeda-beda bagi setiap orang.

Bahkan, tidak hanya berdasarkan usia, tetapi di setiap negara aturan dosis konsumsi atau kebutuhan vitamin D juga berbeda.

Ilustrasi vitamin Dshutterstock Ilustrasi vitamin D

Baca juga: Angka Kematian ODP dan PDP 3,5 Kali dari Pasien Positif Covid-19

Di Amerika Serikat, bagi anak di atas usia 4 tahun dosisnya 600 IU per hari dan usia lebih dari 70 tahun dosis yang diberikan bisa mencapai 800 IU per hari. Sedangkan di Inggris, jumlah kebutuhan vitamin D yang disarankan adalah 400 IU per hari.

Setiap wilayah atau negara di belahan dunia lain, pasti juga memiliki anjuran dosis yang berbeda.

Khusus untuk negara dengan perbedaan lingkungan dan pola makan, biasanya dosis vitamin D yang diperlukan berkisar antara 400 IU dan 800 IU per hari.

Selain itu, di Inggris, penelitian menunjukkan penggunaan vitamin D dalam waktu yang lama mungkin dapat meningkatkan penyebab kematian.

Di antaranya kanker, penyakit kardiovaskular, atau bahkan akan lebih banyak potensi patah tulang pada orang tua karena jatuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com