Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2020, 20:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 berpengaruh dalam hampir semua aspek kehidupan. Tak hanya kesehatan tapi juga sosial dan tentunya perekonomian.

Para ahli percaya saat ini Indonesia tengah berada pada puncak pandemi. Terlalu terburu-buru apabila new normal sudah mulai diimplementasikan, termasuk dengan rileksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pembukaan pusat perbelanjaan.

“Dengan dibukanya mal dan pusat perbelanjaan di Indonesia, kita butuh lebih banyak social responsibility. Indonesia masih berada di puncak pandemi,” tutur Prof Tikki Pangestu dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, dalam webinar bertajuk ‘Life Post Covid-19: What Does the New Normal Looks Like?’, Jumat (29/5/2020).

Penerapan new normal yang dirasa terlalu cepat ini menimbulkan spekulasi di kalangan khalayak, bahwa pemerintah Indonesia lebih mengutamakan perekonomian dibanding kesehatan.

Baca juga: Eijkman: Virus Corona di Indonesia Tidak Datang Langsung dari Wuhan

Prof Hasbullah Thabrani selaku Direktur Indonesian Health Economic Association (InaHEA) mengatakan bahwa ekonomi dan kesehatan bagaikan dua sisi mata koin.

“Sebuah negara bisa jadi ekonominya bagus sehingga aspek kesehatannya bagus. Bisa juga sebaliknya, kesehatannya yang bagus sehingga perekonomiannya bagus,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Hal itu mengingatkan bahwa sebuah negara harus investasi dalam aspek kesehatan secara lebih besar, sehingga kasus wabah seperti ini bisa selesai dengan cepat.

Ekonomi, pusat perhatian saat ini

Hasbullah menyebutkan beberapa kemungkinan apabila aspek ekonomi menjadi pusat perhatian pemerintah saat ini.

“Dalam jangka pendek, apabila protokol kesehatan diimplementasikan seluruhnya, aspek ekonomi perlahan akan bangkit. Padahal sektor kesehatan juga merupakan penggerak perekonomian namun terlantar begitu saja,” tuturnya.

Jika perekonomian menjadi pusat perhatian, transaksi cashless dan layanan antar jemput (termasuk makanan) akan bertambah sehingga menambah angka pengangguran.

Baca juga: PSBB Jakarta Akan Berakhir, Siapkah New Normal Awal Juni?

“Kemudian agenda virtual semakin marak. Perkembangan hal IT dan bisnis komunikasi,” tambahnya.

Dalam jangka panjang, jika pemerintah dan pihak terkait gagal mengontrol penyebaran Covid-19 dan vaksin atau pengobatan belum dtemukan, Hasbullah memprediksi pengangguran akan semakin merajalela.

“Di sisi lain, self employment akan bertambah,” lanjut ia.

Perubahan pada sektor kesehatan

Dengan munculnya new normal, Hasbullah mengatakan akan ada beberapa perubahan pada sektor kesehatan.

Sebelum vaksin dan obat Covid-19 ditemukan, beberapa perubahan yang mungkin terjadi antara lain servis kesehatan berkonsep delivery dan perubahan metode pembayaran.

“Kemudian perubahan bisnis medis menjadi via mobile dan profil penyakit yang berubah,” lanjut Hasbullah.

Baca juga: Eijkman: Virus Corona di Indonesia Tidak Datang Langsung dari Wuhan

Jika perilaku paranoid berlanjut, besar kemungkinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) seperti klinik dan rumah sakit akan kurang dimanfaatkan.

Perubahan pada sektor kesehatan pun terjadi usai ditemukannya vaksin atau obat Covid-19. Antara lain masyarakat yang lebih abai terhadap penyakit Covid-19, serta melupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Akan muncul era telemedicine dan pembayaran jenis baru. Begitu pula seminar virtual dan edukasi kesehatan dan medis lewat online,” tambah ia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com