Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Rekor, Seekor Burung Terbang 12.000 Km dan Lintasi 16 Negara

Kompas.com - 28/05/2020, 07:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Seekor burung baru saja mencatat salah satu perjalanan terjauh yang pernah dilakukan unggas di dunia.

Burung tersebut diketahui melintasi 16 negara dengan menyeberangi laut dan menantang angin kencang.

Dengan menggunakan satelit, para ilmuwan memantau perjalanan sang burung sejauh 12.000 km dari Afrika bagian selatan ke tempat pengembangbiakannya di Mongolia.

Para ilmuwan menyebutnya sebagai "perjalanan yang sangat panjang".

Baca juga: Seri Hewan Nusantara: 127 Tahun Hilang, Kadal Ini Ditemukan di Danau Toba

Burung cuckoo (Cuculus canorus), yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kangkok Erasia. Burung ini dinamai Onon, seperti sebuah sungai di Mongolia.

Sang unggas berangkat dari rumah musim dinginnya di Zambia pada 20 Maret 2020.

Dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam, dia terbang melintasi ribuan kilometer Samudra Hindia tanpa henti dan negara-negara seperti Kenya, Arab Saudi, dan Bangladesh.

Onon adalah satu dari lima burung kangkok yang dipantau menggunakan satelit di Mongolia musim panas lalu untuk Proyek Cuckoo Mongolia - kerja sama ilmuwan lokal dan British Trust for Ornithology (BTO) untuk memantau migrasi jarak jauh burung.

Dari lima burung yang ditandai, Onon adalah satu-satunya yang tercatat menyelesaikan perjalanan pulang yang menakjubkan.

Burung kangkok lain yang ditandai, bernama Bayan, menghabiskan sebagian musim dingin di sebelah Gunung Kilimanjaro di Afrika Timur, mencapai Yunnan di Cina - tetapi kemudian diyakini mati karena kelelahan atau diburu untuk dimakan.

Peta perjalanan Onon, burung cuckoo yang pecahkan penerbangan paling jauh. Burung ini terbang sejauh 12.000 kilometer dan melintasi 6 negara, dari Afrika sampai Mongolia.Birding Beijing/BBC Peta perjalanan Onon, burung cuckoo yang pecahkan penerbangan paling jauh. Burung ini terbang sejauh 12.000 kilometer dan melintasi 6 negara, dari Afrika sampai Mongolia.

Burung itu terbang 10.000 km hanya dalam dua minggu, membuat para ilmuwan yakin burung itu sangat lapar dan lelah. Mungkin hal itu membuatnya tidak cukup waspada untuk menghindari bahaya.

Dr Chris Hewson dari BTO mengatakan proyek pemantauan dengan satelit telah mengungkapkan banyak hal tentang migrasi jarak jauh burung.

"Saya pikir hal terpenting yang dapat dipelajar adalah burung-burung dapat melakukan perjalanan sejauh ini dan seringkali dengan sangat cepat sehingga mereka perlu menemukan kondisi yang cocok untuk penggemukan..."

"Mereka juga tahu persis ke mana harus pergi untuk mendapatkan kondisi angin yang baik untuk membantu mereka, misalnya, untuk menyeberangi Samudra Hindia," katanya.

"Jadi upaya untuk migrasi jelas tidak sebesar yang kami kira di masa lalu."

Tetapi bahaya bagi burung-burung yang bermigrasi ini selalu ada, mulai dari pemangsa, termasuk pemburu liar, badai, hingga kelaparan.

Baca juga: Kisah Pencarian Kadal Paling Langka di Sekitar Kaldera Danau Toba

Namun - seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Hewson - di saat manusia kesulitan untuk terbang ke mana saja karena virus corona, ada sesuatu yang meyakinkan tentang seekor burung yang bisa bepergian dengan jarak sangat jauh. Itu menunjukkan bahwa bumi masih berfungsi.

Perjalanan burung-burung ini telah dipantau banyak orang di media sosial.

Seorang pengguna menulis dalam akun Twitter-nya menyusul kedatangan Onon di Mongolia: "Saya mengagumi ini... si burung kecil ini melakukan semua penerbangan yang tidak bisa kita lakukan! Membawa kita ke banyak tempat. Terima kasih telah berbagi!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com