Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Dalam Drama The World of The Married Kleptomania, Apa Itu?

Kompas.com - 08/05/2020, 16:23 WIB
Yohana Artha Uly,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Drama Korea The World of The Married tengah menjadi sorotan bagi para penggemar serial Korea, bahkan bagi mereka yang sebelumnya tidak tertarik menonton.

Drama yang menguras emosi karena mengisahkan tentang perselingkuhan itu, ternyata turut menghadirkan karakter yang suka melakukan pencurian atau sering disebut dengan istilah kleptomania.

Hal itu terjadi pada anak pemeran utama, yakni Joon Young, yang digambarkan mengalami dampak psikologis dari perceraian kedua orang tuanya.

Baca juga: The World of The Married, Kenapa Kita Emosi bahkan Paranoid Usai Menontonnya?

Lalu, apa sebenarnya kleptomania itu? Tanda dan gejala apa saja yang ditunjukkan?

Melansir Very Well Mind, Jumat (8/5/2020), ada beberapa tanda dan gejala yang dapat menunjukkan seseorang mengidap kleptomania.

Menurut kriteria diagnostik yang ditetapkan oleh American Psychiatric Association di DSM-5, kleptomania ditandai dengan ketidakmampuan menahan keinginan untuk mencuri dan itu terjadi berulang-ulang.

Kleptomania sendiri sering kali muncul pada masa remaja, dan kondisi itu lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria.

Jika biasanya pencurian normal dilakukan dengan perencanaan dan menargetkan barang bernilai tinggi atau menguntungkan bagi dirinya. Hal sebaliknya terjadi pada penderita kleptomania.

Baca juga: Berniat Mencuri Telur Ayam, Goana Australia Malah Telan 6 Bola Golf

Orang dengan kleptomania akan mencuri barang apa pun, tak peduli berapa pun nilai atau harga dari barang tersebut.

Selain itu, penderita kleptomania juga tak memperhitungkan apakah barang yang dicuri dibutuhkan atau tidak, juga tak peduli meski memiliki kemampuan finansial untuk membeli barang itu.

Mereka hanya senang melakukan pencurian, lantaran rasa tegang yang selama ini tertahan bisa terlampiaskan dengan mencuri.

Penderita kleptomania mengalami kecemasan dan ketegangan berlebihan sebelum melakukan pencurian. Lalu pada akhirnya kecemasan dan ketegangan tersebut dapat dilepaskan dengan melakukan pencurian. Mencuri menghasilkan perasaan puas, lega, dan bahkan kesenangan.

Meski demikian, penderita kleptomania tetap dapat merasakan perasaan bersalah dan penyesalan setelah melakukan kejahatan tersebut. Perasaan malu, menyalahkan diri sendiri, dan penyesalan merupakan hal yang cukup umum terjadi setelah penderita kleptomania melewati aksi pencurian.

Baca juga: Kontroversial, WHO Putuskan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental

Penderita kleptomania memang suka mencuri, tetapi penting untuk diingat bahwa mereka melakukan itu bukan untuk keuntungan pribadi. Mereka tidak mencuri untuk memenuhi kebutuhan finansial atau karena mengingini barang tersebut. Dalam banyak kasus, bahkan barang yang dicuri tidaklah bernilai tinggi atau tidak mahal.

Terkadang, seorang individu dengan kleptomania akan menyimpan barang-barang hasil curian di suatu tempat. Menariknya, barang-barang tersebut sering kali tak digunakan ataupun diperhatikan oleh mereka.

Bahkan, sebagian dari mereka membagikan barang hasil curian tersebut kepada teman dan keluarga, atau bahkan dengan mengembalikannya lagi ke tempat semula mereka mengambilnya.

Pencurian yang dilakukan oleh penderita kleptomania biasanya tidak direncanakan dan terjadi secara spontan. Mereka biasanya sedang berada di lingkungan publik seperti mal atau supermarket ketika keinginan untuk mencuri itu mendadak muncul.

Kendati demikian, penderita kleptomania tetap bisa menghindari tindakan pencurian ketika kemungkinan tinggi aksi pencurian bakal terdeteksi, baik oleh penjaga toko atau keamanan yang berada di dekatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com