Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa di Wakatobi Sulap Kotoran Sapi dan Kambing Menjadi Kompos

Kompas.com - 22/04/2020, 20:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Masyarakat Desa Kulati di Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, memanfaatkan kekayaan alam dengan cara mengubah kotoran ternak menjadi kompos.

Kotoran ternak yang dibuat menjadi pupuk tersebut berasal dari sapi dan kambing.

Ketua Komunitas Poassa Nuhada, Nyong Tomia, menjelaskan bahwa memanfaatkan kekayaan alam tidak melulu dengan cara memanfaatkan keindahan alam untuk pariwisata. Tapi juga mengelola alam dengan kearifan lokal, dan memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan masyarakat bersama.

Poassa Nuhada adalah komunitas Desa Kulati yang fokus terhadap cara memanfaatkan dan mengembangkan potensi lokal menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat hingga ke luar desa mereka.

Baca juga: Wakatobi Terapkan Sistem Buka Tutup Kawasan Gurita, Hasil Tangkapan Berlimpah

Kotoran hewan ternak yang dijadikan kompos ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang baik oleh masyarakat untuk membuka potensi ekonomi desa. Selain juga menangkap ikan dan menanam buah mete.

Kompos kotoran kambing

Banyak warga desa yang memelihara kambing di bawah panggung atau kolong rumah mereka. Kambing itu diikat dan kotorannya ditumpuk dengan ranting dan sisa pembakaran atau abu.

Dalam beberapa bulan, tumpukan kotoran kambing, abu dan ranting tersebut akan diambil oleh pemiliknya untuk dipergunakan saat akan melakukan penaman pangan.

"Jadi secara alami sudah hancur kotoan bercampur ranting dan abu tadi," kata Nyong.

Berdasarkan kebiasaan tersebutlah, masyarakat sudah terbiasa untuk menanam apa saja menggunakan kotoran kambing.

Baca juga: Bank Ikan Jaga Laut Wakatobi hingga Dapat Penghargaan dari New York

"Ini kelakukan turun-temurun dan terbiasa," ujar dia.

Dituturkan Nyong, karena kotoran kambing lebih dekat dengan lingkungan warga setempat, asumsi yang timbul adalah kompos dari kotoran kambing bisa digunakan untuk semua jenis tanaman yang akan mereka tanam.

Namun, dari pengamatan yang telah dilakukan oleh mereka kemudian, ternyata penggunaan kotoran kambing sebagai pupuk kompos memang lebih baik untuk jenis tanaman umbi-umbian seperti bawang.

Kompos ternak sapi

Berbeda dengan kotoran kambing, kotoran dari ternak sapi di desa setempat jauh dari pemukiman warga.

Sapi yang diternak oleh masyarakat Desa Kulati ditempatkan dalam satu area khusus dari alokasi wilayah desa. Dana desa pun juga diatur untuk mengadakan hewan ternak ini.

"Kita berharap, tidak hanya dagingnya saja, tapi kotorannya juga bisa menghasilkan (rupiah)," kata dia.

Baca juga: Pulau Kaledupa Wakatobi Jaga Mangrove Alami dengan Kearifan Lokal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com