Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta tentang Cacing Tanah, Mampu Membunuh Bakteri dan Disinfeksi Sekitar

Kompas.com - 21/04/2020, 12:07 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, para pedagang di Pasar Gede, Solo, digegerkan akibat munculnya cacing tanah dalam jumlah banyak. Fenomena ini juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah.

Peneliti Bidang Zoologi di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Hari Nugroho, mengatakan bahwa fenomena ini mungkin terjadi akibat perubahan musim dan cuaca.

Dalam perubahan musim, biasanya hewan akan melakukan migrasi. Sebab, kemungkinan habitat mereka saat ini sudah tidak lagi sesuai.

Baca juga: Fenomena Cacing Bermunculan di Solo dan Klaten, Ini Penjelasan Ahli

“Itu sama seperti seolah cacing-cacing hilang saat musim kemarau. Lalu saat hujan mereka bermunculan di mana-mana. Dan yang perlu diketahui, bagaimana kondisi cuaca di Solo saat ini,” tutur Hari kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Cacing yang muncul dalam jumlah banyak di Pasar Gede, menurut Hari, bisa terjadi karena faktor lingkungan. Area pasar yang lembap, becek, dengan kondisi tanah yang berair sangat cocok untuk tempat hidup cacing.

Baca juga: Benarkah Fenomena Cacing Bermunculan Tanda Gempa Bumi, Ahli Jelaskan

Hari memperkirakan cacing yang muncul di pasar tersebut biasanya berada di kawasan urban atau pemukiman.

“Prediksi saya itu mungkin cacing invasif yang sangat mudah beradaptasi,” tuturnya.

Cacing tanah muncul di Pasar Gede Solo Cacing tanah muncul di Pasar Gede Solo

Membunuh bakteri di sekitarnya

Dihubungi Kompas.com pada saat berbeda, Hari mengatakan bahwa cacing tanah memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri patogen yang ada di sekitarnya.

“Cacing mempunya aktivitas antibiotik atau antibakterial yang tinggi, yang terdapat dalam cairan tubuh cacing (coelomic fluid),” tuturnya, Selasa (21/4/2020).

Cairan tersebut, lanjut Hari, mampu membunuh atau mensterilkan lingkungan sekitarnya. Secara alami, cacing tanah juga memilah protozoa, bakteri, dan jamur yang ada di sekelilingnya sebagai makanan.

Baca juga: Cacing Berjenis Kelamin Tiga Ditemukan di Danau Beracun AS

Oleh karena itu, cacing tanah disebut sebagai “disinfektan alami” dan baik digunakan untuk membantu proses daur ulang.

Secara total, ada sekitar 4.400 jenis cacing tanah yang hidup di berbagai belahan dunia. Indonesia menjadi habitat dari sekitar 220 jenis cacing tanah.

“Hal ini (membunuh bakteri dan disinfeksi sekitarnya) dilakukan oleh semua jenis cacing tanah,” tambah Hari.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Benarkah Perut Keroncongan gara-gara Cacing?

Jenis cacing tanah yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah jenis-jenis Pheretimoid. Ada 162 jenis cacing tanah yang termasuk dalam kelompok ini.

Grup ini dikelompokkan menjadi sembilan genus yaitu Amynthas, Archipheretima, Metaphire, Metapheretima, Pheretima, Pithemera, Planapheretima, Pleionogaster, dan Polypheretima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com