Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2020, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Studi terbaru menganjurkan semua orang untuk mengeringkan tangan dengan paper towel atau handuk kertas usai mencuci tangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona baru SARS-CoV-2, penyebab pandemi Covid-19.

Otoritas kesehatan global telah menyoroti pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air untuk melindungi diri dari Covid-19.

Tangan yang terkontaminasi adalah jalur utama transmisi kuman yang berpotensi menyebarkan patogen dari gagang pintu, keran, dan sebagainya, dan akhirnya menyebabkan infeksi ketika orang menyentuh wajah mereka.

Namun tidak semua orang dapat mencuci tangan dengan benar dan bersih.

Untuk membersihkan tangan dari mikroba yang terlewat, mengeringkan tangan dengan handuk kertas jauh lebih efektif dibanding menggunakan mesin pengering tangan.

Baca juga: Ahli Tegaskan, Sarung Tangan Medis Sekali Pakai Tak Bisa Cegah Corona

Ini merupakan kesimpulan riset berskala kecil yang dilakukan ahli dari NHS Trust Teaching Hospitals di Universitas Inggris.

"Kami percaya bahwa kesimpulan kami relevan dengan penyebaran virus corona yang meluas dengan cepat ke seluruh dunia," kata para penulis yang dipimpin Ines Moura dari Universitas Leeds.

"Handuk kertas menjadi cara paling efektif untuk mengeringkan tangan setelah dicuci. Ini (handuk kertas) dapat mengurangi kontaminasi dan penyebaran virus," imbuh Moura seperti dilansir Science Alert, Jumat (17/4/2020).

Dalam penelitiannya, Moura dan tim melibatkan empat relawan dengan tangan terkontaminasi bakteriofag, virus yang menginfeksi bakteri dan tidak berbahaya bagi manusia.

Kemudian tim meminta keempat relawan itu untuk membersihkan tangan mereka dari mikroba.

Ada yang mengeringkan tangan dengan handuk kertas, ada pula yang menggunakan mesin pengering udara.

Setelah mencuci tangan dan mengeringkannya, para relawan kemudian menyentuh berbagai macam benda termasuk pegangan pintu, pegangan tangga, telepon, stetoskop, dan lain sebagainya.

Ilustrasi mesin pengering tangan.Shutterstock Ilustrasi mesin pengering tangan.

Sampel-sampel permukaan itu dikumpulkan. Dari 10 sampai 11 sampel permukaan, mengeringkan tangan dengan menggunakan mesin pengering ternyata masih meninggalkan kontaminasi.

Tangan yang dikeringan menggunakan pengering udara akan meninggalkan mikroba di setiap permukaan yang disentuhnya. Kontaminasi ini rata-rata 10 kali lebih tinggi dibanding mengeringkan pakai handuk kertas.

Para penulis mengatakan, penelitian ini sangat relevan untuk keadaan rumah sakit.

Baca juga: Cuci Tangan untuk Mencegah Virus Corona, Perlukah Pakai Sabun Tertentu?

NHS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan handuk kertas sekali pakai setelah mencuci tangan dan untuk mematikan keran. Namun fasilitas kesehatan di Inggris masih menggunakan mesin pengering udara.

"Jelas, seberapa banyak virus yang menempel di tangan manusia setelah dicuci sangat bergantung pada seberapa bersih dan efisien orang tersebut dalam mencuci tangan," ujar Paul Hunter, profesor kedokteran di University of East Anglia menanggapi studi ini.

"Jika orang tidak mencuci tangan dengan benar maka orang lain akan berisiko jika berada di dekat orang yang mengeringkan tangan dengan mesin pengering. Penelitian ini memperkuat kebutuhan untuk mencuci tangan dengan benar."

Penelitian yang belum ditinjau oleh rekan sejawat ini dijadwalkan akan dipresentasikan pada Kongres Eropa tahun ini tentang Mikrobiologi Klinik dan Penyakit Menular (ECCMID) di Paris bulan ini, yang sempat dibatalkan karena pandemi coronavirus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com