Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB Bagikan Face Shield Gratis untuk Petugas Medis Tangani Corona

Kompas.com - 07/04/2020, 12:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak sedikit petugas medis yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19. Melihat kondisi ini, banyak instansi yang berusaha menyumbangkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis agar dapat bertahan dan berjuang menghadapi pasien virus corona.

Begitu pula tim dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka memproduksi Face Shield untuk dibagikan gratis kepada petugas medis yang ada di rumah sakit, klinik, dan Puskesmas.

Baca juga: Apakah Masker Kain Buatan Sendiri Bisa Mencegah Infeksi Corona?

Mengenai produksi Face Shield yang semakin banyak pesanannya ini, selain memproduksi sendiri, tim FTMD ITB juga bekerjasama dan membeli dari beberapa produsen Face Shield lainya di Indonesia. Antara lain Rapidpro 3D Printing Studio, DR3D Bandung, Thingpoint, dan YPTI Yogya.

Perancangan atau desain frame awal dalam produksi yang dilakukan oleh tim FTMD ITB, adalah milik Luthfan Adhy Lesmana dari Rapidpro 3D Printing Studio. Serta, ditambahkan atau dimodifikasi beberapa bagian oleh tim FTMD ITB agar lebih nyaman digunakan oleh para tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19.

Apa itu Face Shield?

Dijelaskan oleh Dosen di FTMD ITB, Dr IR Yuli Setyo Indartono, Face Shield adalah kontrol infeksi yang memberikan perlindungan area wajah.

Dengan menggunakan rangka filamen dari 3D printing dan visor akrilik 0,2 mm, Face Shield ringan dan nyaman untuk melingkupi wajah hingga telinga sehingga dapat meminimalisir paparan droplet dari pasien.

Frame ini juga menutup bagian wajah secara menyeluruh hingga sampai menutupi bagian telinga.

"Face Shield ini saat ini menjadi standar dokter untuk menghindarkan percikan droplet dari pasien," kata Yuli kepada Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Pahami Cara Pakai Masker yang Benar

Komponen dasar pada Face Shield ini yaitu rangka berdiameter 18 cm, visor pelindung 24 x 31 cm, dan karet pengikat akrilik 0,2 mm.

"Frame yang kami buat cukup kokoh, dicetak menggunakan 3D printer. Lapisan dalam diberi busa tipis. Sehingga cukup kokoh namun nyaman untuk digunakan dalam jangka panjang," ujar Yuli.

Face Shield ini bukan termasuk benda sekali pakai lalu dibuang. Bagian frame dan shield sangat mudah disterilisasi dengan alkohol atau pembersih lainnya, seperti dicuci dengan air sabun, sehingga bisa digunakan kembali setelah disterilisasi dengan baik.

Yuli mengingatkan kepada masyarakat yang membuat sendiri Face Shield di rumah, sebaiknya segera dibuang setelah sekali periode penggunaan.

Frame dan rubber band, bagian dalamnya dilapisi busa tipis. Desain awal framenya dibuat oleh Rapidpro Bandung, dan Tim FTMD ITB  menambahkan beberapa bagian agar lebih nyaman digunakan bagi tenaga medis.dok ITB/ Dr IR Yuli Setyo Indartono Frame dan rubber band, bagian dalamnya dilapisi busa tipis. Desain awal framenya dibuat oleh Rapidpro Bandung, dan Tim FTMD ITB menambahkan beberapa bagian agar lebih nyaman digunakan bagi tenaga medis.

Sejauh ini (8/4/2020), ada sekitar 2210 Face Shield gratis sudah dikirimkan pada 37 fasilitas kesehatan di berbagai wilayah yaitu Riau, Jambi, Jakarta, Jawa Barat, hingga Mataram. Tim FTMD ITB sendiri memproduksi sebanyak 440 buah.

Face Shield yang diproduksi oleh Rapidpro berjumlah 450 buah, Thingpoint 220 buah, DR3D 100 buah, dan kerjasama ITB dan YPTI 1.000 buah.

Untuk sementara, Face Shield yang dihasilkan hanya untuk menahan agar terhindar dari percikan atau droplet. Namun, Yuri dan timnya sedang merencanakan juga pembuatan Face Mask untuk menggantikan tiga fungsi. Mulai dari google, masker, dan Face Shield agar lebih praktis bagi tenaga kesehatan.

Baca juga: 5 Kesalahan yang Memperburuk Wabah Corona, termasuk Pemakaian Masker

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com