KOMPAS.com - Kasus kejadian penderita Tuberkulosis (TB/TBC) semakin meningkat setiap tahunnya. Padahal meski TBC menular, penyakit ini sebenarnya dapat diobati.
Dikatakan Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Bekasi Timur, dr Annisa Sutera Insani SpP, tidak ada lagi alasan bagi pasien TBC untuk tidak mengobati penyakitnya.
Pasalnya, obat TBC sudah tersedia. Pemerintah melalui BPJS juga menanggung gratis obat TBC untuk setiap pasien.
Penyakit TBC bisa disembuhkan dengan menjalani pengobatan secara teratur, selama minimal 6-9 bulan.
Baca juga: TBC Penyakit Menular yang Bisa Diobati, Begini Fase Pengobatannya
Dalam masa pengobatan yang harusnya teratur, banyak pasien bandel yang menghentikan konsumsi obat di tengah jalan ketika merasa dirinya sudah sehat.
Jadi sebelum batas waktu konsumsi obat selama enam bulan selesai, pasien menghentikan konsumsi obat sendiri.
Entah itu dikarenakan bosan ataupun stigma masyarakat sekitar yang menganggap orang dengan TBC perlu dijauhi.
"Harusnya mereka (pasien TBC) teratur konsumsi obatnya sampai minimal 6 bulan, atau paling lama bisa sampai satu tahun lebih," kata Annisa saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/3/2020).
Pengobatan TBC yang terbaik adalah di Puskesmas, klinik, dokter praktek swasta, dan rumah sakit yang sudah menerapkan Direct Observe Treatment Short (DOTS).
DOTS adalah pengobatan yang diamati langsung dalam jangka pendek, dan dibantu oleh pengawas menelan obat hingga selesai pengobatan.
Pengawasan dimaksudkan agar pasien TBC tidak mangkir mengkonsumsi obat selama terapi penyembuhan penyakitnya.
Kenapa obat TBC harus teratur dikonsumsi?
Berikut alasan pengobatan TBC harus diberikan secara teratur:
Obat untuk penyakit TBC sudah ditemukan, tetapi hanya dokter yang boleh menentukan jumlah obat dan berapa lama pengobatan dibutuhkan.
Berikut beberapa obat untuk TBC: