Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2020, 20:05 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber
Mengapa negara-negara lain memiliki bahasa-bahasa yang berbeda? - Maeôra, 6 tahun

Oleh Howard Manns dan Kate Burridge


SUDAH lama manusia penasaran akan keberadaan berbagai bahasa. Pada zaman yang lampau sekali, orang-orang mengira-ngira atau mengarang kisah untuk menjelaskan fenomena ini.

Kamu mungkin pernah dengar kisah Menara Babel (lihat lukisan terkenal yang menggambarkannya di bawah).

Dalam kisah Alkitab, manusia awalnya berbicara dalam satu bahasa saja. Tapi Tuhan marah ketika manusia berusaha membangun menara menuju surga. Itu tidak ada dalam rencana Tuhan. Maka Dia membuat manusia berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda dan menyebar mereka ke penjuru bumi.

Menara Babel oleh Pieter Bruegel the Elder, 1563Wikipedia Menara Babel oleh Pieter Bruegel the Elder, 1563

Dalam kisah lain, yang dipercayai oleh masyarakat adat Absaroka di Amerika Serikat, seekor koyote, sejenis anjing hutan asal Amerika Utara, menciptakan manusia.

Pada mulanya, manusia-manusia tersebut berbicara hanya dengan satu bahasa (seperti dalam kisah Babel), tapi seekor koyote muda berargumen kepada koyote tua bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berperang.

Sang koyote muda meyakinkan koyote tua untuk membuat manusia berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Dengan begitu, manusia bisa salah paham – dengan demikian akan terjadi perang dan manusia dapat menunjukkan keahlian mereka tersebut!

Dalam kisah yang lain lagi, di wilayah masyarakat adat Jawoyn, Wilayah Utara, Australia, orang-orang mempercayai buaya Nabilil menanamkan bahasa ke dalam tanah, yang kemudian tumbuh dan memberikan nama kepada fitur-fitur di daratan, sembari ia mengembara.

Ada sangat banyak kisah seperti ini di penjuru dunia!

Baru-baru ini, kami para linguis, yakni orang-orang yang mempelajari ilmu bahasa, berupaya menjawab pertanyaan ini. Sejujurnya, kita mungkin tidak akan pernah tahu asal muasal bahasa, tapi kami punya gambaran yang cukup baik bagaimana berbagai bahasa muncul dan berubah.

Dan, menariknya, ada sedikit kebenaran dalam kisah-kisah seperti Menara Babel, koyote, dan buaya tadi.

Faktor menara: tiga bahan ajaib

Dalam kisah Menara Babel, Tuhan membuat manusia mengembara ke penjuru bumi. Faktanya, kita tahu dari hasil galian arkeologis bahwa manusia telah berpindah selama ribuan tahun – atau selama manusia pernah ada!

Yang diperlukan untuk menciptakan bahasa-bahasa yang berbeda adalah tiga bahan ajaib: waktu, jarak, dan proses perubahan bahasa. Jadi ketika penutur suatu bahasa berpisah dan mengembara ke tempat lain, bahasa yang tadinya satu tadi dapat berubah menjadi dua atau lebih bahasa seiring dengan berjalannya waktu.

Misalnya, bahasa Latin. Ketika penutur bahasa Latin berpisah dan menyebar di penjuru Eropa, bahasa Latin mereka berkembang menjadi bahasa Prancis, Spanyol, Italia, dan Portugis. Jadi sebetulnya bahasa Latin tidak mati – tapi berkembang menjadi bahasa-bahasa modern tadi.

Begitu pula dengan bahasa Inggris. Pada abad ke-5 Masehi, suku-suku Jermanik yang paling kuat (Angli, Sachsen, dan Yuti) meninggalkan tanah air mereka di Eropa daratan dan menjajah Inggris.

Halaman:
Sumber


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com