Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Corona di Indonesia Meninggal, Bagaimana Virus Ini Sebabkan Kematian?

Kompas.com - 11/03/2020, 14:45 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Pasien 25 yang positif Covid-19 di Indonesia meninggal dunia pada hari ini (11/3/2020). Pasien tersebut merupakan seorang warga negara asing berusia 53 tahun yang juga memiliki sejumlah penyakit penyerta, seperti hipertensi, diabetes dan paru obstruksi menahun.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen pasien Covid-19 hanya mengalami gejala ringan, seperti demam dan batuk. Namun, data juga mengungkapkan bahwa Covid-19 bisa menyebabkan gejala berat pada 14 persen kasus dan gejala kritis pada lima persen kasus.

Lantas, apa sebetulnya yang menyebabkan perbedaan ini? Bagaimana mekanisme SARS-CoV-2 menyerang tubuh hingga bisa membuat seseorang meninggal dunia?

Dilansir dari The Telegraph, Selasa (10/3/2020); ketika virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh, organ pertama yang diserang adalah paru-paru.

Baca juga: Satu Pasien Meninggal Dunia, Bukti Corona Memperparah Penyakit Penyerta

Tepatnya, virus mengikat pada dua sel di paru-paru, yaitu sel yang memproduksi lendir serta sel silia yang memiliki rambut dan berfungsi untuk mencegah masuknya virus, bakteri dan debu ke dalam paru-paru.

Kerusakan kepada dua jenis sel ini membuat paru-paru penuh dengan cairan yang membuat pasien jadi kesulitan bernapas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut fase pertama ini sebagai fase replikasi virus yang berlangsung sekitar seminggu.

Setelah fase replikasi virus, dimulailah fase hiperreaktivitas kekebalan tubuh.

Pada fase ini, sistem imunitas atau kekebalan tubuh akan mencoba untuk melawan virus. Caranya dengan membanjiri paru-paru menggunakan sel-sel imunitas. Akibatnya, pasien Covid-19 mengalami demam karena suhu tubuh yang tinggi tidak ramah bagi virus.

Baca juga: 2 Pasien Covid-19 Indonesia Negatif Corona, Bisakah Tertular Lagi?

Pada fase kedua ini, pasien juga akan mencoba untuk menghilangkan lendir yang menumpuk di paru-paru dengan batuk-batuk dan hidung meler.

Mayoritas pasien hanya mengalami gejala hingga titik ini. Namun, pada orang-orang yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi tidak terkontrol dan membunuh sel-sel yang sehat.

Respons imunitas yang berlebihan ini kemudian bisa memicu "badai sitokin" atau kondisi di mana sel darah putih mengaktifkan berbagai zat kimia yang bisa masuk ke paru-paru, di samping kerusakan sel yang disebabkan oleh sel-sel kekebalan tubuh sendiri.

Ini membuat paru-paru semakin penuh dengan lendir dan pasien Covid-19 jadi semakin sulit untuk bernapas.

Baca juga: Vaksin Virus Corona China Belum Ada, Lakukan 4 Hal Ini untuk Mencegah

Lantas, fase ketiga yang disebut kerusakan paru-paru dimulai.

Dilansir dari National Geographic, 18 Februari 2020; kerusakan pada paru-paru terus terjadi pada fase ini dan menyebabkan kegagalan pernapasan yang bisa berakibat fatal bagi pasien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com