Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Asam Amino Langka dalam Durian, Seperti apa Manfaatnya?

Kompas.com - 05/03/2020, 19:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Sci News


KOMPAS.com - Buah yang dijuluki "Raja" semua buah ini mungkin tidak banyak disukai karena baunya yang sangat tajam. Namun, siapa sangka jika di dalam daging buah Durian terkandung asam amino langka.

Para peneliti dari Leibniz-Institute for Food Systems Biology di Technical University of Munich menemukan adanya asam amino langka yang disebut dengan Ethionine di dalam daging buah, seperti melansir Sci News, Kamis (5/3/2020).

Durian bernama latin Durio zibethinus ini adalah tanaman tropis khas Asia Tenggara. Buah ini dikenal karena ukurannya yang besar, dengan kulit tajam dan aromanya yang dianggap seperti campuran belerang dan bawang.

Bau durian, menurut peneliti, merupakan gabungan beberapa zat kesuburan dengan dominasi sulfur atau belerang, yang sangat menyengat.

Baca juga: Buka Puasa dengan Olahan Durian Tak Disarankan, Ganti dengan Menu Ini

Bahkan, bagi orang barat, yang tidak terbiasa mengonsumsi durian, buah ini tampak tidak biasa dan terkadang dianggap menjijikkan.

"Kami telah menunjukkan, bau dari buah ini ternyata disebabkan oleh ethanethiol dan turunannya," ujar penulis penelitian Dr. Nadine Fischer dan Dr. Martin Steinhaus.

Kendati demikian, keduanya masih mencari tahu dan belum dapat menjelaskan jalur biokimia, di mana tanaman ini menghasilkan ethanethiol tersebut.

Hal inilah yang menjadi tujuan utama penelitian tersebut. Para peneliti mencoba menyaring durian untuk mencari keberadaan ethionine, yakni pelopor bau menyengat pada buah ini.

Baca juga: Siapa Saja yang Tidak Boleh Makan Durian?

Akhirnya, para peneliti berhasil mendeteksi ethionine dengan mempelajari pengaruh varietas dan tahap pematangan. Peneliti juga telah mengonfirmasi perannya sebagai pelopor munculnya ethanethiol.

Senyawa ini sebabkan bau menyengat pada durian

Studi ini mengambil sampel dari empat jenis durian, yakni Monthong, Krathum, Chanee, dan Kanyao.

Para peneliti mengatakan keempat varian durian ini menunjukkan konsentrasi antara 621 dan 9,600 μg per kilogram. Selama pematangan buah, konsentrasi ethionine meningkat sebaik konsentrasi ethanethiol.

"Temuan kami menunjukkan ketika buah matang, enzim spesifik tanaman melepaskan bau dari ethionine," kata Dr. Fischer.

Dr. Fischer menambahkan hal ini konsisten dengan pengamatan yang dilakukan timnya, bahwa selama pematangan buah tidak hanya konsentrasi ethionine dalam daging meningkat.

Akan tetapi juga pada saat yang sama, konsentrasi ethanethiol juga ikut naik dan kondisi ini yang menjelaskan mengapa durian saat matang mengeluarkan aroma yang sangat kuat.

Baca juga: Benarkah Minum Kopi Setelah Makan Durian Sebabkan Kematian?

"Uji hewan dan studi kultur sel yang dilakukan untuk memverifikasi temuan ini, menunjukkan asam amino tidak berbahaya," kata Dr. Steinhaus.

Halaman:
Sumber Sci News


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com