Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2020, 10:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Baru-baru ini, hasil computed tomography (CT) scan dada pasien Covid-19 menunjukkan tingkat keparahan penyakit pneumonia dari virus corona.

Virus corona Wuhan yang menyebabkan Covid-19 terus menarik perhatian peneliti.

Berbagai penelitian terus dilakukan untuk mencari tahu karakter virus, hingga upaya pencegahan, penanganan, dan vaksin untuk menangkalnya.

Penelitian baru pada virus corona Covid-19, seperti dilansir Science Daily, Rabu (4/3/2020), adalah studi multi-center yang dilakukan para peneliti.

Baca juga: Kasus Covid-19 di China Menurun, Ini Pelajaran bagi Indonesia dan Dunia

Studi ini dilakukan untuk melihat hubungan antara temuan CT dada dan kondisi klinis pneumonia Covid-19.

Dalam studi tersebut ditetapkan, sebagian besar pasien dengan Covid-19 pneumonia memiliki tingkat kekeruhan Ground-glass opacities (GGO) sebesar 86,1 persen.

Atau GGO campuran dan konsolidasi sebesar 64,4 persen, serta pembesaran vaskular dalam lesi sebesar 71,3 persen.

Ground-glass opacities (GGO) yakni area dengan peningkatan pelemahan dalam paru. Penelitian ini dipublikasikan dalam American Journal of Roentgenology (AJR).

Baca juga: Duduk Perkara Kegaduhan Pria Jepang Positif SARS Coronavirus Tipe 2, bukan Covid-19

Penulis utama Wei Zhao, Zheng Zhong, dan rekannya mengungkapkan lesi yang ada pada gambar CT pasien Covid-19 lebih cenderung memiliki distribusi perifer sebesar 87,1 persen.

Selain itu, keterlibatan timbal balik sebesar 82,2 persen dan paru-paru bagian bawah menjadi lebih dominan sebesar 54,5 persen, serta multifokal sebesar 54,5 persen.

Tim peneliti ini mengumpulkan 101 kasus pneumonia Covid-19 di empat lembaga di provinsi Hunan, China.

Zhao dan Zhong membandingkan karakteristik klinis dan fitur pencitraan antara dua kelompok.

Baca juga: Panduan Lengkap Menghadapi Wabah Virus Corona

Di antaranya kelompok non-emergency atau penyakit ringan atau umum, dan emergency yakni penyakit parah atau fatal.

Berdasarkan data itu, kelompok yang berusia 21-50 tahun, sebagian besar pasien (78,2 persen) mengalami demam sebagai gejala awal.

Hanya lima pasien yang menunjukkan penyakit yang terkait dengan wabah sejenis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com