KOMPAS.com – Tak sedikit orangtua yang panik ketika mendapati bayi atau anak yang mimisan secara tiba-tiba. Anak kerap mimisan saat sedang bermain, melakukan aktivitas fisik, atau bahkan sedang tidur.
dr Ellen Wijaya Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah Puri Indah, mengatakan bahwa hidung merupakan organ yang kaya dengan aliran darah. Pembuluh darah yang terdapat di hidung terletak superfisial dan tidak terlindungi oleh apapun.
“Oleh karena itu, jika terjadi trauma pada hidung sering mengakibatkan iritasi pada mukosa hidung, dan pendarahan atau yang dikenal dengan mimisan,” tutur Ellen kepada Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
Baca juga: Jangan Mendongak, Begini Cara Hentikan Mimisan
Mimisan, lanjut Ellen, sering terjadi pada anak usia 2 hingga 10 tahun yang diakibatkan oleh trauma. Contohnya akibat mengorek hidung (nose picking).
“Namun 80-90 persen kasus mimisan tidak diketahui penyebabnya, alias idiopatik,” tambah ia.
Berdasarkan lokasi pendarahan, mimisan dibagi menjadi pendarahan depan dan belakang hidung.
Lebih dari 90 kasus mimisan terjadi akibat pendarahan di bagian depan hidung. Pada umumnya pendarahan ini terjadi secara spontan, dapat berhenti dengan penekanan dalam waktu singkat, dan tidak berbahaya.
Baca juga: 5 Cara Cepat Menghentikan Mimisan
“Sementara itu pendarahan yang berasal dari bagian hidung belakang jarang terjadi pada anak, dan pada umumnya akibat kelainan pembekuan darah, tumor, atau inflamasi,” jelas Ellen.
Sifat pendarahan pada bagian belakang hidung lebih berat karena sulit berhenti dan meningkatkan risiko tertelannya darah. Serta, terjadinya sumbatan jalan napas.
Lantas apa yang harus dilakukan orangtua ketika si buah hati mimisan? Ellen menghimbau orangtua agar tetap bersikap tenang.
“Posisikan anak duduk dengan kepala tidak boleh menengadah ke atas. Tekan hidung bagian depan secara perlahan selama 5-10 menit. Jelaskan anak untuk bernapas melalui mulut dan mengeluarkan darah yang tertelan,” paparnya.
Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bagaimana Jika Anak Telat Imunisasi?
Setelah itu, konsultasikan mimisan kepada dokter spesialis anak. Terutama jika kondisinya sebagai berikut:
- Mimisan terjadi pada bayi atau anak berusia di bawah 2 tahun
- Mimisan yang tidak berhenti dengan penekanan
- Mimisan hebat hingga menyebabkan pingsan
- Mimisan yang terjadi berulang
- Mimisan yang mengakibatkan si kecil sesak karena terjadi sumbatan jalan napas
- Mimisan yang disertai terjadinya trauma pada kepala dan wajah.